[caption id="attachment_148617" align="alignleft" width="300" caption="(jibiphoto)"][/caption] BANDUNG (bisnis-jabar.com): Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Widjajono Partowidagdo sejak pertama kali menjabat sebagai pejabat negara sudah menarik perhatian orang. Memiliki rambut gondrong penampilannya dianggap berbeda dengan para pejabat yang biasanya tampil rapih. Lelaki kelahiran Magelang, 16 September 1951 ini terkenal dengan bicaranya yang blak-blakan. Ia tak segan mengkritik pemerintah meski sudah duduk sebagai wakil menteri. Berikut kutipan-kutipan menarik yang didapat bisnis-jabar.com saat dia menjadi pembicara utama dalam seminar konversi BBM ke BBG di Aula Barat, Institut Teknologi Bandung (ITB) hari ini. “Indonesia dalam penetapan harga BBM entah mengikuti negara mana? Katanya antineolib, Brazil yang teriak antineolib harga bensinnya Rp14.000 per liter. Negara komunis bukan, China harga bensinnya Rp9.000 per liter. Ikut negara miskin? Pakistan saja harganya Rp10.000 per liter. Kita ini mengikuti negara-negara yang kaya minyak,” katanya mengomentari kecenderungan Indonesia menetapkan harga BBM. “Di ESDM itu memang banyak yang nggak beres. Berapa banyak yang menandatangani wilayah kerja di minyak dan gas tapi tidak mengerjakan pekerjaanya? Perusahaan bonafid tidak jalan karena banyak tetek bengek di daerah,” kata Sarjana Teknik Perminyakan ITB tahun 1975 ini menjawab pertanyaan audience soal eksplorasi panas bumi. “Nggak tahu saya kan harus baca pikiran orang DPR. Kita akan mengajukan banyak angka. Kalau ajukan satu angka kita geblek terus terang saja, karena akan diminta angka-angka yang lain,” ujarnya ditanya besaran angka subsidi untuk konversi BBM ke gas.(yri)
Lho, Wamen ESDM kok mengkritik kebijakan energi Indonesia?
[caption id=attachment_148617 align=alignleft width=300 caption=(jibiphoto)][/caption]
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Wisnu Wage Pamungkas
Editor : Wisnu Wage Pamungkas
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
21 menit yang lalu
Masalah Kompleks Masih Hambat Pengembangan Metropolitan Rebana
3 hari yang lalu
OJK Gandeng FSS Korea Tingkatkan Pengawasan Sektor Keuangan
3 jam yang lalu