Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KABAR UMUM: KPK Pasang CCTV di Kota Bandung

BANDUNG (bisnis-jabar.com): Berita umum yang dipublikasikan koran di Jawa Barat hari ini diantaranya KPK yang memantau enam lokasi pelayanan publik di Kota Bandung melalui kamera CCTV, serta pencarian korban kapal tenggelam di Ciamis yang memuat imigran gelap dan cerita Alfin yang terpaksa menjual ganja demi biaya kelahitan. berikut ulasannya:

BANDUNG (bisnis-jabar.com): Berita umum yang dipublikasikan koran di Jawa Barat hari ini diantaranya KPK yang memantau enam lokasi pelayanan publik di Kota Bandung melalui kamera CCTV, serta pencarian korban kapal tenggelam di Ciamis yang memuat imigran gelap dan cerita Alfin yang terpaksa menjual ganja demi biaya kelahitan. berikut ulasannya: CCTV KPK: Untuk memantau jalannya proses perizinan, Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) bakal memasang kamera CCTV di enam titik instansi pelayanan publik di Kota Bandung. Saat ini, Kota Bandung menjadi salah satu dari 10 kota di Indonesia yang dalam pelayanan publiknya terbaik. Anggota Fungsional Pencegahan KPK, Ikhsan Nurul Huda, mengatakan, pemasangan CCTV tersebut dimaksudkan untuk memantau langsung pelayanan publik kepada masyarakat.“ Mudah-mudahan bisa dipasang dalam waktu dekat,” ujar Iksan, seusai talkshow di kawasan Braga, Selasa (01/11) malam kemarin. Dikatakan Iksan,pemasangan CCTV akan diterapkan di daerah yang dianggap strategis dan penting.Misalnya, di loket penyerahan berkas, kantin,dan di ruang kepala dinas.“Kamera CCTV yang dipasang KPK nantinya akan diambil secara periodik tiga bulan sekali,” ujarnya. Ditambahkan Iksan, pengambilan periodik itu karena untuk dilihat hasilnya dan dievaluasi keberhasilannya. “Kita akan lihat nanti hasilnya bagaimana dari rekaman CCTV itu, bagaimana prilaku petugasnya apakah sesuai prosedur atau tidak saat melayani masyarakat.Sedangkan untuk penyimpanan monitor dan rekamannya itu di ruangan kepala dinas,”bebernya. Alasan memasang CCTV di pelayanan publik,katanya,lantaran hal yang paling dirasakan masyarakat itu terkait pelayanan publik.“Mereka (masyarakat) tak ingin tahu berapa koruptor yang ditangkap,pejabat mana yang dijebloskan karena korupsi, mereka hanya ingin bagaimana pelayanan rumah sakit, pembuatan KTP, dan akta kelahiran bagus atau tidak,”ungkapnya. Kota Bandung ini ditambahkannya, dijadikan percontohan untuk pemasangan CCTV tersebut, dan jika program ini terbukti berhasil,KPK akan mencoba pemasangan CCTV ini di provinsi lain. (Seputar Indonesia Jabar) Tim SAR sisir Korban Kapal: Karamnya kapal pengangkut imigran gelap asal Timur Tengah dengan tujuan mencari suaka ke Australia, ternyata tidak hanya menyisakan persoalan tentang nasib korban, akan tetapi juga kapalnya. Saat ini bangkai kapal berwarna putih, sepanjang sepuluh meter dan lebar dua setengah meter tersebut dikandaskan di Pantai Barat Pangandaran, tidak jauh dari Cagar Alam Pananjung. Sehari sebelumnya kapal berukuran 10 gross ton (GT) dalam posisi badan kapal sejajar dengan rata-rata air, ditarik dua perahu nelayan dari lokasi kejadian di sekitar Palawangan, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Ciamis tersebut kandas sekitar dua ratus meter dari bibir pantai Pangandaran. Rencananya kapal tersebut ditarik sampai ke bibir pantai. Hanya saja karena lambung kapal kandas di pasir akibat air sedang surut. Tidak kurang dari seratus petugas bersama nelayan serta wisatawan yang ada di tempat tersebut, dengan sekuat tenaga menarik kapal tersebut, akan tetapi mereka tetap tidak mampu meanrik lebih dekat ke bibir pantai. Saat ini keberadaan bangkai kapal yang berada di kawasan wisata tersebut, masih menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan maupun warga setempat yang penasaran ingin melihat kondisi kapal yang karam saat mengangkut sekitar 70 penumpang warga asing dari Timur Tengah, seperti Iran, Afganistan dan Pakistan. Hanya saja apabila terus diparkir di tempat tersebut, dipastikan bakal menganggu pemandangan laut Pantai Barat Pangandaran yang sangat indah. Tidak hanya itu saja, keberadaan bangkai kapal juga menghalangi kelancaran jalur perahu nelayan. Berkenaan dengan nasib kapal tersebut, muncul wacana agar bangkai kapal kembali ditarik ke tengah laut, kemudian ditenggelamkan. Dengan demikian jalur pelayaran nelayan maupun jalur perahu pesiar, akan lancar. Di pihak lain mengatakan untuk sementara bangkai kapal tetap dibiarkan sebagai monumen. "Ada pemikiran bangkai kapal sekaligus dibawa sampai pantai, jadi monumen. Akan tetapi sebagian besar minta agar kapal tersebut kembali ditarik ke tengah lauh dan ditenggelamkan. Terus terang apabila dibiarkan terlampau lama di posisi saat ini sangat mengganggu jalur pelayaran perahu pesiar," ungkap Ketua Badan Peyelamat Wisata Tirta (Balawista) Pangandaran Dodo Taryana, Rabu (2/11). (Pikiran Rakyat) Jual Ganja untuk Biaya Kelahiran: Alfin (23), bukan nama sebenarnya, nekat menjadi pengedar ganja guna mendapatkan uang untuk biaya istrinya melahirkan. Nahas, 17 paket ganja kering dan 1 linting kering ganja kering belum laku, polisi keburu menciduk kurir yang hendak menjualkan ganja miliknya. Alhasil, Uje (20) dan Pemong (23) yang semula hendak menjualkan ganja titipan Alfin diciduk jajaran kepolisian sektor polisi kota (Polsekta) Gedebage. Ketiganya, baik Alfin, Uje maupun Pemong kini meringkuk dalam tahanan Mapolsek Gedebage. "Tadinya, dengan ngejual itu (ganja) uangnya bisa buat lahiran istri saya. Anak pertama. Tapi, ya jadi enggak jadi. Istri saya enggak tahu saya begini. Dia tinggal di Cianjur," ujar Alfin sambil menunduk saat dimintai keterangan di Mapolsek Gedebage, Rabu (2/11). Pria yang mengaku warga asli Selakopi, Cianjur ini hanya bisa pasrah. Harapan bisa memperoleh uang jasa sebesar Rp 600 ribu dari hasil menjual ganja itu pun sirna. Kepada Tribun, ia mengaku mendapatkan ganja kering dari seseorang yang kini masuk daftar pencarian orang (DPO). Orang itu tak lain adalah kekasih dari adiknya. Ganja kering tersebut bila dirupiahkan senilai sekitar Rp 1.850.00 ribu. Keuntungan bila ganja itu laku dijual, Alfin memperoleh Rp 600 ribu. "Dia (DPO) pacar adik saya. Saya enggak kerja, butuh uang. Dia nawarin untuk bantu jualin. Belum dibayar, saya ngambil dulu sama dia-nya. Saya titip barangnya sama dia (Pemong). Dari dia (Pemong) dititipin lagi ke dia (Uje)," ujar Alfin sambil menunjuk kedua temannya itu. (Tribun Jabar)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fajar Sidik
Editor : Fajar Sidik

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper