BOGOR (bisnis-jabar.com): Sebuah penelitian yang sekaligus disertasi di Institut Pertanian Bogor menyatakan bahwa sistem tebang pilih tanam Indonesia intensif (TPTII) adalah salah satu teknik pengelolaan untuk mendukung penurunan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan (REDD). "Prinsip dasar sistem ini adalah penanaman secara intensif melalui jalur tanam pada areal bekas tebangan," kata Gusti Hardiansyah, mahasiswa S3 Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Institut Pertanian Bogor (IPB), melalui keterangan tertulis dari Humas IPB di Bogor, Jumat. Gusti Hardiansyah, saat memamaparkan penelitiannya berjudul "Potensi Pemanfaatan Sistem TPTII untuk Mendukung Upaya Penurunan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan (Studi Kasus Areal IUPHHK PT Sari Bumi Kusuma di Kalimantan Tengah" menyatakan bahwa setiap tahun emisi gas rumah kaca cenderung meningkat. Ia menjelaskan bahwa sumber emisi dunia berasal dari emisi energi (65 persen) dan non-energi (35 persen). Dalam rangka mengurangi efek rumah kaca, katanya, Indonesia telah membuat beberapa demonstration activities (DA) penurunan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan (REDD). Menurut dia, penerapan sistem TPTII dilakukan setelah memahami budaya setempat. Kegiatan TPTII ini, kata dia, diharapkan menekan laju deforestasi dan degradasi hutan, memberikan manfaat ekonomi masyarakat dan memberikan perlindungan ekologis kawasan hutan. Ia menjelaskan, kasus PT Sari Bumi Kusuma dipilih karena perusahaan ini merupakan salah satu pioner dalam mengembangkan TPTII sejak 1999. Kegiatan penanaman areal bekas tebangan diduga berdampak positif dalam mencegah laju deforestasi serta mengurangi laju degradasi kawasan hutan dalam jangka panjang. (MSU)
'Sistem tebang pilih dukung REDD'
BOGOR (bisnis-jabar.com): Sebuah penelitian yang sekaligus disertasi di Institut Pertanian Bogor menyatakan bahwa sistem tebang pilih tanam Indonesia intensif (TPTII) adalah salah satu teknik pengelolaan untuk mendukung penurunan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan (REDD).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru

13 jam yang lalu
Survei Indikator: Kepala Daerah Lain Perlu Tiru Dedi Mulyadi

6 hari yang lalu
KDM Dukung Swasembada Pangan di Lahan Aset Negara
Terpopuler
# Hot Topic
Rekomendasi Kami
Foto
