Bisnis.com,BANDUNG--BPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jabar mencatat ada tiga Hotel yang sudah tutup karena minimnya okupansi.
K etua BPD PHRI Jabar Dodi Ahmad meyakini penutupan itu merupakan dampak dari Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 yang dikeluarkan pemerintah pusat sejak 22 Januari 2025.
Kebijakan efisiensi ini membuat para kementerian dan sejumlah lembaga pemerintahan jarang membuat kegiatan di hotel.
Baca Juga
"Di Jawa Barat [hotel] yang sudah tutup ada di Bogor dua, Depok satu yang lainnya belum ada kabar. Kemudian pegawai harian tidak diperpanjang, tidak ada pekerjaan harian, kemudian karyawan sekarang di shift, satu minggu kerja satu minggu libur," katanya dikutip, Rabu (28/5/2025).
Namun, ia memastikan penutupan tiga hotel belum berdampak pada kebijakan pengusaha hotel lain di Jabar melakukan PHK. Hanya saja, skema jam kerja turut mengalami perubahan karena sepinya okupansi akibat efisiensi.
"Kalau PHK belum ada di Jabar, baru hotel yang tutup di Depok dan Bogor. Di Bandung juga daerah lain belum ada. Hanya ada pengaturan jadwal pekerjaannya," jelasnya.
Menurutnya saat ini ada karyawan hotel yang bersedia menerima pemotongan gaji hingga 50% demi tetap bisa bekerja. Kondisi ini diharapkannya bisa berubah dalam semester dua tahun ini.
"Memang tidak ada di aturan tenaga kerja cuma kan apakah mau seperti itu, ya mereka mau siapa tau nanti ada perubahan lagi kan ke semula. Dikurangi hampir 50 %, dari pada tidak kerja lebih baik yang ada aja, mudah-mudahan semester dua ada perbaikan," ungkapnya.
Berdasarkan data dari 18 BPC PHRI di Jawa Barat, tingkat okupansi hotel secara rata-rata hanya mencapai 42% sejak Januari hingga Mei 2025. Bahkan, angka tersebut tidak menyampai 50% dari sebelum adanya kebijakan efisiensi.
Seperti di Kota Bandung, sebagai pusat utama industri perhotelan Jabar, mengalami kondisi serupa. Padahal dalam periode yang sama tahun sebelumnya, okupansi hotel di Jabar mencapai 80%-82 % setiap bulan.
"Kalau dirata-rata sekarang itu 42% secara akumulatif per bulan dari bulan Januari sampai Mei. Untuk hotel bintang di Bandung itu 52%, kalau hotel melati 32%. Jika dijumlah 84%, dibagi dua 42% rata-rata di Bandung," ujar Dodi.
Selain tidak adanya kegiatan pemerintah di hotel, kegiatan travel agent dan perusahaan swasta juga menurun. Belum lagi daya beli masyarakat akibat meningkatnya PHK di berbagai sektor juga ikut memperparah keadaan.
"Sekarang kebanyakan orang hidup dengan konsep Mantab, makan tabungan. Jangankan untuk wisata, untuk hidup saja sulit," kata Dodi.
Sebagai informasi, dari total 770 hotel anggota PHRI di Jawa Barat, hanya sekitar 454 yang masih aktif saat ini. Jumlah kamar dari hotel melati hingga bintang lima yang masih beroperasi mencapai 40.600, dengan jumlah karyawan aktif sekitar 26.600 orang.
"Harapan kami ada pelonggaran kaitan kegiatan pemerintah, supaya ekonomi berjalan lagi. Jadi kalau ada kegiatan pemerintah ekonomi berjalan, semua sektor ikut terbantu tidak hanya di hotel, tapi semua bidang," kata Dodi.