Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peternak sapi keluhkan harga jual susu

JAKARTA (bisnis-jabar.com): Asosiasi Peternak Sapi Perah Indonesia mengeluh harga jual susu yang ditetapkan pabrik susu rendah, hanya Rp3.600 per liter.

JAKARTA (bisnis-jabar.com): Asosiasi Peternak Sapi Perah Indonesia mengeluh harga jual susu yang ditetapkan pabrik susu rendah, hanya Rp3.600 per liter. Harga rendah itu terjadi karena pabrik susu, sebagai penampung susu sapi perah dari peternak, menetapkan harga sepihak. Ketua Umum Asosiasi Peternak Sapi Perah Indonesia (APSPI) Masngut Imam Santoso mengatakan harga rendah ini sudah terjadi sejak tahun lalu. Pada 2010 susu sapi dari peternak cuma berharga Rp3.400 per liter. Menurutnya, ada beberapa peternak besar yang dapat menghasilkan susu bagus. Produk mereka mampu dibeli pabrik seharga Rp3.900 hingga Rp4.000 per liter. “Tapi, tidak banyak peternak seperti itu. Peternak tidak pernah untung. Penentu harga itu tetap di pabrik-pabrik, dari perusahaan-perusahaan besar. Peternak tidak bisa berkutik,” tutur Masngut saat dihubungi Bisnis, hari ini. Menurut Masngut, harga beli susu sapi dari peternak amatlah murah jika dibandingkan dengan harga jual susu di toko-toko yang bisa mencapai Rp10.000 sampai Rp12.000 per liter. Idealnya harga jual susu dari peternak sapi perah ke pabrik minimal Rp4.000 per liter. Dengan harga itu, kata Masngut, peternak sapi perah dapat mendulang untung. “Kalau harga minimal Rp4.000 nafsu masyarakat untuk beternak sapi perah pasti besar. Ini dengan harga murah, bagaimana orang tertarik?” keluh Masngut. APSPI mencatat produksi susu sapi saat ini mencapai 1.600 ton per hari yang dihasilkan dari 300.000 hingga 400.000 sapi perah. Kapasitas produksi ini sama dengan produksi tahun 2010. Tiga provinsi yang menyumbang produksi susu besar yakni Jawa Timur yang berpusat di Malang, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Jawa Timur, menurut Masngut, memproduksi susu 800 ton saban hari, atau setengah dari produksi susu sapi nasional. Produksi susu dari peternak sapi perah hanya menyumbang 25% hingga 30% dari seluruh produksi susu nasional. Sisanya, impor. Agar usaha sapi perah di Indonesia maju, Masngut menyarankan, bea masuk impor susu dinaikkan menjadi 15% dengan pendapatan bea masuk dialokasikan ke peternak sapi lokal. Saat ini bea masuk susu hanya 5%. Alokasi pendapatan bea masuk impor itu dapat dijadikan dana untuk membangun usaha peternak sapi perah. “Jangan ke pabrik. Katakanlah harga susu Rp3.200, bea masuk 5%, petani sudah dapat Rp170. Itu sudah lumayan. Apalagi kalau bea tinggi,” ucap Masngut. Dia juga minta agar Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS) tidak mengharuskan peternak menyediakan jaminan saat akses kredit. (fsi)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Newswire

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper