Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sensasi steak Wind Chime ala Hollywood

Apakah Anda pernah membayangkan bagaimana rasanya masakan yang dimakan Bruce Willis, aktor kawakan Hollywood? Atau juga makanan kesukaan grup band rock legendaris Rolling Stones?

Apakah Anda pernah membayangkan bagaimana rasanya masakan yang dimakan Bruce Willis, aktor kawakan Hollywood? Atau juga makanan kesukaan grup band rock legendaris Rolling Stones? Jangan hanya berandai-andai, di Bandung ada chef yang berpengalaman memasak khusus untuk selebriti industri hiburan terbesar di dunia itu. Namanya Felix Sienatra, pemilik sekaligus juru masak restoran The Wind Chime di Bandung, tepatnya di Jalan Sawunggaling Nomor 10A. Anda bisa memesan masakan orang top dunia hiburan tersebut selama bahan baku dan bumbu tersedia. Soal menu lainnya, jangan tanya lagi. Felix memiliki ribuan resep masakan yang siap menggoyang lidah konsumennya. Syaratnya satu, nikmati setiap masakan sesuai kodratnya. Jangan sekali-kali Anda menanyakan saus sambal atau saus tomat untuk “mempercantik” rasa, karena tidak tersedia di sini. Setiap sekitar tiga bulan sekali, Felix membuat menu unggulan yang disesuaikan dengan tren penjualan selama periode tersebut. Untuk periode kali ini, The Wind Chime mengandalkan menu Black Angus Butcher Wife’s Steak yang berbahan dasar diafragma sapi. “Rasanya empuk dan sangat juicy, namun tergantung tingkat kematangannya,” katanya membuka pembicaraan dengan Bisnis, baru-baru ini. Rahasia kelezatan menu tersebut terletak pada bagian difragma sapi yang digunakan. Tidak, tanggung-tanggung, Felix mendatangkan daging sapi impor dari Amerika Serikat sejak 2005 untuk menu tersebut. Memang, penggunaan daging dari AS itu sempat terhenti pada 2007 karena pasokannya yang tidak ada. Menu Black Angus Butcher Wife’s Steak tersebut dirilis kembali sejak Meret 2010 sebagai menu andalan hingga akhir bulan ini. Banyak orang beranggapan kalau The Wind Chime merupakan spesialis steak semata. Anggapan tersebut memang tidak salah, karena menu termahal di restoran tersebut memang steak. Bayangkan, ada steak yang dibandrol Rp1,4 juta, yaitu Kobe Strip Steak yang berbahan dasar daging impor dari Australia. Apabila menggunakan daging sapi Kobe dari Jepang, harganya bisa berkali lipat lagi. Selain daging impor, The Wind Chime juga menawarkan menu steak daging lokal, seperti tenderloin. Namun, tetap saja penilaian terhadap kualitas daging menjadi prioritas. Harus diakui, peminat daging lokal tidak sebanyak daging impor. Bayangkan saja, untuk 10 kg tenderloin lokal baru habis dalam waktu dua bulan. Beralih ke menu lain, ada juga menu hidangan laut seperti aneka ikan, kepiting, dan lobster. Hampir sama dengan daging sapi, Felix lebih memilih bahan baku impor dengan alasan menjaga kualitas. Resep rahasiam masakan The Wind Chime juga terletak pada bumbu alami yang sebagian ditanam sendiri di sekitar restoran. Pemilihan bumbu menjadi penting karena bukan hanya untuk membangun cita rasa, namun juga menjaga agar makanan tetap sehat. Sebagai contoh, salad sayur atau buah yang sebenarnya menyehatkan bisa menjadi “mati rasa” apabila menggunakan saus yang tidak alami. Felix lebih memilih menggunakan saus lemon untuk salad untuk menjaga cita rasa sekaligus kesehatan konsumen. Melihat bandrol menu, restoran yang buka mulai 11.30-14.30, kemudian dilanjutkan pada 17.30-22.30 ini memang membidik segmen menengah atas, seperti pebisnis dan selebriti. Bahkan, banyak juga tamu hotel berbintang yang menginap di Bandung mendatangi The Wind Chimp untuk urusan mengisi perut. Selain itu, tidak jarang perusahaan besar mem-booking khusus Chef Felix untuk acara korporat, hingga ke function seperti ulang tahun. “Banyak juga para general manager hotel di Bandung ini yang suka makan di sini,” ungkap mantan chef di Kepulauan Karibia ini. Tetapi, jangan heran, apabila Anda datang ke restoran ini tidak penuh seperti kebanyakan restoran lainnya, mengingat makanan di The Wind Chime tidak bersifat masif. Felix memasak dengan idealisme, sehingga walaupun yang datang cuman satu orang, tetap akan melayani dengan prima. “Saya berencana membuka restoran di Bali dan Jakarta dalam waktu dekat. Sengaja saya memilih membuka pertama di Bandung, karena konsumennya rewel,” ujar pria yang sudah berkecimpung di dunia kuliner selama 25 tahun tersebut. Artinya, kata dia, apabila sukses menggarap pasar Bandung akan lebih mudah menaklukkan pasar di kota lainnya. (Ajijah/Roberto Purba)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ajijah
Editor : Ajijah

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper