Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Libur Panjang Dongkrak TPK Hotel Majalengka

Pada April 2025, TPK hotel berbintang tercatat sebesar 43,34%, meningkat 15,35 poin dibandingkan Maret 2025 yang hanya 27,99%.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, CIREBON - Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel di Kabupaten Majalengka mengalami lonjakan signifikan pada April 2025. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Majalengka, TPK pada bulan tersebut mencapai 40,35%.

Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 13,54 poin dibandingkan Maret 2025 yang hanya mencatatkan 26,81%.

Kepala BPS Majalengka Joni Kasmuri menjelaskan peningkatan ini tak lepas dari sejumlah faktor, terutama momen libur panjang dan digelarnya beberapa agenda pariwisata daerah yang menarik minat wisatawan domestik.

“April lalu bertepatan dengan libur Lebaran serta sejumlah kegiatan lokal.Hal ini turut mendorong peningkatan tingkat hunian hotel, baik hotel berbintang maupun nonbintang,” ujar Joni, Senin (9/6/2025).

Berdasarkan klasifikasi, hotel berbintang mengalami peningkatan TPK yang cukup tajam. Pada April 2025, TPK hotel berbintang tercatat sebesar 43,34%, meningkat 15,35 poin dibandingkan Maret 2025 yang hanya 27,99%.

Sementara itu, TPK hotel nonbintang juga menunjukkan tren positif dengan capaian 34,81% pada April 2025. Angka ini naik 10,63 poin dibandingkan TPK Maret yang sebesar 24,18%.

“Tren peningkatan ini menggambarkan mulai pulihnya mobilitas masyarakat, khususnya dalam sektor pariwisata dan bisnis. Kenaikan tertinggi terjadi pada hotel berbintang karena fasilitas dan layanan yang lebih lengkap, terutama di sekitar kawasan Bandara Kertajati,” kata Joni.

Meski terjadi peningkatan tingkat hunian, rata-rata lama menginap tamu belum mengalami perubahan signifikan. Untuk hotel berbintang, rata-rata lama menginap tercatat 1,12 malam, sedangkan untuk hotel nonbintang berada di angka 1,00 malam.

Dari sisi asal tamu, rata-rata lama menginap tamu asing selama April 2025 tercatat 1,03 malam, sedangkan tamu domestik sedikit lebih lama, yaitu 1,07 malam.

“Durasi menginap yang masih di kisaran satu malam menunjukkan bahwa mayoritas kunjungan bersifat singkat. Ini tantangan bagi pelaku industri pariwisata agar mampu menawarkan paket-paket wisata yang lebih atraktif, sehingga tamu terdorong untuk tinggal lebih lama,” ujar Joni.

Ia juga menambahkan, data ini menjadi sinyal positif bagi pemulihan ekonomi lokal, khususnya sektor perhotelan dan pariwisata yang sempat terpuruk akibat pandemi dan penurunan mobilitas.

Joni juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah, pelaku usaha hotel, serta sektor kreatif dan UMKM dalam menciptakan daya tarik pariwisata yang berkelanjutan.

“Peningkatan TPK ini harus dibarengi dengan peningkatan kualitas layanan dan promosi pariwisata yang berkelanjutan. Kita punya potensi besar, tinggal bagaimana mengemas dan memasarkannya dengan tepat,” tandas Joni.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hakim Baihaqi
Editor : Ajijah
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper