Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemprov Jabar akan Tanggung Biaya Hidup Anak Korban Longsor Gunung Kuda Cirebon

Selain bantuan biaya hidup, Pemprov Jabar juga telah menyiapkan santunan untuk keluarga korban.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menyatakan korban bukan hanya berasal dari kalangan pekerja tambang, tetapi juga ada pedagang asongan
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menyatakan korban bukan hanya berasal dari kalangan pekerja tambang, tetapi juga ada pedagang asongan

Bisnis.com, CIREBON - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyatakan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan menanggung biaya hidup anak-anak korban longsor tambang di kawasan Gunung Kuda, Kabupaten Cirebon. 

Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh Gubernur saat meninjau lokasi bencana, Sabtu (31/5/2025). “Keluarga-keluarga yang ditinggalkan karena peristiwa musibah ini, kami akan menanggung biaya hidup untuk anak-anak mereka,” ujar Dedi.

Dia menambahkan, korban bukan hanya berasal dari kalangan pekerja tambang, tetapi juga ada pedagang asongan, termasuk seorang ayah dari tiga anak yang turut menjadi korban.

Selain bantuan biaya hidup, Pemprov Jabar juga telah menyiapkan santunan untuk keluarga korban. Namun, Dedi juga menegaskan pentingnya tanggung jawab dari pihak pengelola tambang.

“Saya meminta pengelola tambang untuk segera melakukan langkah-langkah penanganan sosial terhadap para korban. Tambang di sini sudah menghasilkan banyak keuntungan, harus ada sikap untuk memberikan bantuan dan tanggung jawab terhadap korban,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Dedi mengungkapkan kekecewaannya terhadap kondisi tambang yang menurutnya sejak tiga tahun lalu sudah tidak memenuhi syarat sebagai pengelola tambang.

“Karena tiga tahun yang lalu saya sudah datang ke sini dan saya sudah menyatakan waktu itu, tambang ini mohon ditutup,” katanya menutup pernyataan.

Jumlah korban meninggal dunia akibat bencana tanah longsor yang terjadi di area tambang batu Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, dilaporkan bertambah menjadi 14 orang. 

Data terbaru hingga Sabtu (31/5/2025) pukul 05.00 WIB, selain korban meninggal, terdapat enam orang lainnya yang mengalami luka-luka dan telah dievakuasi ke sejumlah rumah sakit di wilayah Cirebon.

Insiden longsor yang terjadi di kawasan tambang tersebut memicu respons cepat dari tim SAR gabungan yang segera dikerahkan ke lokasi untuk melakukan upaya penyelamatan dan evakuasi. 

Proses pencarian korban dilakukan dengan bantuan dua alat berat serta pelibatan berbagai unsur relawan dan petugas gabungan dari instansi terkait.

Enam korban selamat saat ini tengah mendapatkan perawatan intensif di tiga rumah sakit berbeda. 

RS Arjawinangun Cirebon merawat dua korban, yakni Efan Herdiansyah asal Pabedilan dan Safitri asal Kertajati, Majalengka. Dua korban lainnya, Aji dan Kurnoto, dirawat di RS Mitra Plumbon. 

Sementara RS Sumber Hurip menangani Reni dan Abdurohim, keduanya berasal dari wilayah Kertajati dan Bantarjati, Majalengka.

Sementara itu, jenazah korban yang ditemukan dengan kondisi meninggal dunia telah dievakuasi ke rumah sakit terdekat untuk proses identifikasi dan penanganan lebih lanjut. Dari total 14 korban meninggal, 13 di antaranya telah teridentifikasi di RS Arjawinangun dan satu korban lainnya tercatat di RS Sumber Hurip.

Sebanyak 13 orang dilaporkan meninggal dunia di RS Arjawinangun Korban berasal dari berbagai daerah, antara lain Sukandra Bin Hadi (51) dari Desa Girinata, Dukupuntang; Andri Bin Surasa (41) dari Kelurahan Padabenghar, Kuningan; Sukadi Bin Sana (48) dari Kecamatan Astanajapura; Sanuri Bin Basar (47) dari Desa Semplo, Palimanan; dan Dendi Irawan (45) dari Kampung Sukasri, Cimenyan/Bobos, Dukupuntang. 

Korban lainnya yakni Sarwa Bin Sukira (36) dari Blok Pontas Kenanga, Sumber; Rusjaya Bin Rusdi (48) dari Blok Beran Barat, Beberan, Palimanan; Suparta Bin Supa (42) dari Desa Kepuh, Palimanan; Rio Ahmadi Bin Wahyudin (28) dari Desa Cikalahang, Dukupuntang; Ikad Budiargo Bin Arsia (47) dari Desa Budur, Ciwaringin; serta Jamaludin (49) dan Wastoni (25) dari Blok Lurah, Krangkeng, Indramayu. 

Satu korban lain atas nama Toni, juga berasal dari Desa Kepuh, Palimanan. Hingga saat ini, pihak berwenang masih terus melakukan penyelidikan terkait penyebab kejadian yang menewaskan para korban tersebut.

Satu korban lainnya, Rion Firmansyah (28), asal Gunung Santri, Kelurahan Kepuh, Kecamatan Palimanan, terdata meninggal dunia dan dibawa ke RS Sumber Hurip.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hakim Baihaqi
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper