Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Negara Asia-Afrika Harus Bangkitkan Bandung Spirit untuk Atasi Kebijakan Trump

Negara-negara di Asia dan Afrika diharapkan mampu menyatukan semangat untuk mengatasi dinamika global, salah satunya kebijakan tarif impor Amerika Serikat.
Simposium Akademik Internasional peringatan ke-70 KAA, di Bandung, Kamis (24/4/2025).
Simposium Akademik Internasional peringatan ke-70 KAA, di Bandung, Kamis (24/4/2025).

Bisnis.com, BANDUNG — Negara-negara di Asia dan Afrika diharapkan mampu menyatukan semangat untuk mengatasi dinamika global, salah satunya kebijakan tarif impor Amerika Serikat.

Direktur Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia Supriatna mengatakan tema besar dari peringatan ke-70 Konferensi Asia Afrika (KAA) menjadi momentum untuk memaknai Bandung Spirit untuk memperkuat perekonomian.

“Tema besarnya adalah menghidupkan kembali semangat Asia-Afrika, agar negara-negara berkembang bisa naik kelas menjadi negara menengah dan, ke depan, menjadi negara maju,” ungkapnya dalam Simposium Akademik Internasional peringatan ke-70 KAA, di Bandung, Kamis (24/4/2025).

Ia juga mendorong negara-negara yang masih berkembang untuk bisa meningkatkan taraf perekonomian seperti China, Jepang, dan Korea. 

“Selain itu, tema-tema yang diangkat juga menekankan pada community development, karena masih banyak masyarakat yang terpinggirkan, terutama dengan adanya isu-isu kebijakan global, seperti dari Amerika Serikat di masa kepemimpinan Donald Trump,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua ASEAN-China Research Center (ACRC) Humprey Arnaldo Russel  mengatakan pentingnya membangun solidaritas untuk menghadapi kebijakan seperti kebijakan yang dibuat oleh Donald Trump.

“Seperti yang pernah kita lakukan tahun 1955 Ketika bangsa kita sedang dijajah spirit itu kita bangun kalau itu bisa kita bangkitkan lagi mungkin akan baik untuk kita,” ungkapnya di tempat yang sama.

Untuk itu menurutnya penting untuk membangkitkan kembali kekuatan pembangunan Selatan Global di tengah dinamika yang terjadi.

Kalau kita di selatan selatan Itu kan mengambil sikap untuk menggalang kekuatan dari negara Global South bukan berarti kita melawan Global north cuma kita butuh sebuah keadilan itu yang disuarakan karena itu terjadi di mana-mana,” jelasnya.

Ia menyontohkan pentingnya solidaritas selatan seperti dalam proses pengambilan keputusan di UN, Global South mendukung Palestina itu kalah terus kemudian soal kebijakan tarif Trump Kebanyakan yang mengalaminya itu negara-negara seperti Indonesia dari 32% menjadi 47% kali ini nggak bisa dibiarkan terus-menerus,” ungkapnya.

Ia memperkirakan kemungkinan dibutuhkan pengorbanan 5 sampai 10 tahun untuk negara-negara Global South untuk memitigasi hal ini.

“Karena ini tidak bisa diprediksi bisa saja ini terulang 20 tahun kemudian dan ketika itu terjadi kita sudah tahu bagaimana mengatasinya,” imbuhnya.

Ia juga menegaskan, posisi Indonesia adalah netral. Sehingga saat bersahabat dengan China, bukan berarti menentang Amerika Serikat, begitupun sebaliknya, saat bersahabat dengan Amerika Serikat bukan berarti menentang China.

“Kalau ini terus berulang kali kita tidak akan siap kita ke Cina dianggap Pro ke Cina, kita ke Amerika Serikat dianggap Pro Amerika Serikat, nggak bisa, kita harus punya siap karena kita netral,” jelasnya.

“Ketika Indonesia hubungannya erat dengan Cina bukan berarti kita melawan Amerika, Amerika tetap teman kita, Cina teman kita, cuman kita minta kalau teman jangan dong kita diperlakukan tidak adil,” tambahnya.

Sehingga menurutnya harus ada konsensus bersama sebagaimana Bandung spirit dahulu terbangun, saat semua terjajah punya semangat yang sama berjuang untuk merdeka.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dea Andriyawan
Editor : Ajijah
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper