Bisnis.com, CIREBON - Kabupaten Cirebon mengalami lonjakan signifikan dalam produksi tebu sepanjang 2024. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian setempat, produksi tebu tahun 2024 melonjak drastis menjadi 21.305 ton, meningkat lebih dari 4.800 ton dibanding tahun sebelumnya yang hanya mencatat 16.421 ton.
Kenaikan ini tidak lepas dari ekspansi lahan budidaya tebu yang cukup signifikan. Pada tahun 2023, total lahan yang digunakan untuk tanaman tebu tercatat seluas 3.450 hektare. Sementara itu, tahun 2024 angka tersebut meningkat menjadi 4.571 hektare atau bertambah lebih dari 1.000 hektare.
“Kami melihat semangat petani untuk kembali menanam tebu cukup tinggi. Selain karena adanya dukungan dari pabrik gula, cuaca yang mendukung juga turut membantu produktivitas meningkat,” ujar Bupati Cirebon Imron Rosyadi, Senin (14/4/2025).
Dari seluruh wilayah di Kabupaten Cirebon, Kecamatan Pasaleman menjadi penyumbang produksi tertinggi. Tahun ini, Pasaleman mencatat produksi tebu sebesar 5.095 ton dengan luas lahan mencapai 1.054 hektare.
Angka tersebut menjadikan kecamatan ini sebagai wilayah strategis dalam peta produksi tebu di Cirebon.
Kondisi geografis Pasaleman yang relatif datar, serta sistem irigasi teknis yang cukup baik, dinilai menjadi faktor pendukung keberhasilan tanaman tebu di kawasan tersebut.
Baca Juga
Kenaikan produksi tebu memberikan dampak positif terhadap perekonomian daerah. Selain meningkatkan pendapatan petani, sektor ini juga membuka lapangan kerja musiman, terutama saat masa panen raya tiba.
Tak hanya di ladang, tenaga kerja juga terserap dalam proses pengangkutan, pemrosesan di pabrik, hingga distribusi.
Namun demikian, tantangan masih membayangi sektor ini. Salah satunya adalah ketersediaan pupuk bersubsidi yang masih terbatas. Petani juga mengeluhkan harga sewa lahan yang terus naik, serta ongkos produksi yang makin membebani akibat mahalnya solar dan peralatan pertanian.
Pemerintah Kabupaten Cirebon pun mengaku telah menyiapkan sejumlah langkah strategis untuk mendorong keberlanjutan pertanian tebu.
“Kami sedang upayakan agar ada kemitraan jangka panjang antara petani dan industri. Ini penting agar ada jaminan harga dan kepastian pembelian hasil panen,” kata Imron.
Ke depan, sektor tebu Cirebon dinilai memiliki potensi untuk dikembangkan tidak hanya dalam bentuk bahan baku gula, tetapi juga ke produk hilir seperti etanol, bioenergi, hingga produk turunan lain berbasis limbah tebu.
Namun, hal ini membutuhkan investasi yang cukup besar dan peran aktif dari pihak swasta.
“Kalau hanya andalkan panen lalu jual ke pabrik, nilainya terbatas. Tapi kalau bisa olah jadi produk turunan, nilai tambahnya jauh lebih tinggi,” kata Imron.