Bisnis.com, CIREBON - Keyakinan konsumen di Kota Cirebon tetap berada dalam kondisi optimis pada awal 2025. Hal ini tercermin dari hasil survei Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) Perwakilan Cirebon.
Survei yang melibatkan 100 rumah tangga di kota tersebut menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap kondisi ekonomi saat ini dan masa depan masih tinggi.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Cirebon Jajang Hermawan mengatakan optimisme konsumen terus terjaga, meskipun terdapat dinamika ekonomi global dan nasional yang mempengaruhi daya beli masyarakat.
“Secara umum, kepercayaan masyarakat terhadap ekonomi tetap positif. Ini terlihat dari peningkatan indeks ekonomi saat ini (IKE) dan indeks ekspektasi konsumen (IEK),” kata Jajang, Kamis (13/2/2025).
Berdasarkan hasil survei, IKK Kota Cirebon pada Januari 2025 tercatat sebesar 146,8, mengalami sedikit penurunan dibandingkan Desember 2024 yang berada di angka 154,8. Namun, angka ini masih berada jauh di atas ambang batas pesimisme (100), menandakan bahwa masyarakat tetap yakin terhadap kondisi ekonomi.
Indeks ekonomi saat ini yang mencerminkan persepsi rumah tangga terhadap penghasilan dan pembelian barang tahan lama, juga mengalami peningkatan dari 109,3 pada Desember 2024 menjadi 123,0 pada Januari 2025.
Baca Juga
Sementara itu, IEK yang menggambarkan harapan masyarakat terhadap kondisi ekonomi dalam enam bulan ke depan, naik dari 184,3 menjadi 186,7.
“Peningkatan IKE menunjukkan masyarakat merasa penghasilan mereka saat ini lebih baik dibanding bulan sebelumnya. Ini berimplikasi pada meningkatnya daya beli dan konsumsi rumah tangga,” jelas Jajang.
Jajang mengafakan, beberapa faktor menjadi pendorong utama tingginya keyakinan konsumen di Kota Cirebon. Salah satunya adalah stabilitas harga kebutuhan pokok tetap terkendali, terutama setelah periode libur akhir tahun dan perayaan Natal serta Tahun Baru.
Selain itu, sektor perdagangan dan pariwisata yang menjadi tulang punggung ekonomi Cirebon juga menunjukkan performa yang baik.
"Kami melihat sektor perdagangan terus menggeliat, terutama di pusat-pusat perbelanjaan dan pasar tradisional. Begitu juga dengan sektor pariwisata yang mengalami peningkatan kunjungan, didukung oleh berbagai event dan daya tarik wisata di Cirebon,” tambahnya.
Lebih lanjut, BI Cirebon juga mencatat aktivitas industri manufaktur dan UMKM di wilayah tersebut mulai menunjukkan pemulihan pascapandemi.
"Dukungan terhadap UMKM, baik dari sisi pembiayaan maupun pelatihan, turut berkontribusi terhadap meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap perekonomian,” kata Jajang.
Meski demikian, BI tetap mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap berbagai tantangan ekonomi yang mungkin muncul, seperti fluktuasi harga komoditas global, kebijakan suku bunga, serta kondisi geopolitik yang bisa berdampak pada perekonomian nasional dan daerah.
Sebagai upaya menjaga stabilitas ekonomi dan daya beli masyarakat, Bank Indonesia Cirebon terus berkolaborasi dengan pemerintah daerah dan pelaku usaha untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
“Kami berkomitmen untuk terus mendukung sektor riil, menjaga inflasi tetap terkendali, dan mendorong inklusi keuangan, khususnya bagi UMKM dan pelaku usaha kecil,” tegasnya.
Selain itu, BI Cirebon juga aktif dalam berbagai program edukasi keuangan bagi masyarakat, termasuk mendorong penggunaan transaksi non-tunai melalui digitalisasi sistem pembayaran.
