Bisnis.com, KUNINGAN - Gubernur Jawa Barat terpilih Dedi Mulyadi mengaku heran Kabupaten Kuningan masuk ke dalam daftar daerah dengan tingkat kemiskinan ekstrem tinggi.
Dedi menyebut dirinya telah beberapa kali berkunjung ke Kuningan dan tidak melihat indikasi visual yang menggambarkan tingkat kemiskinan ekstrem seperti yang dilaporkan.
“Saya tidak habis pikir, Kuningan bisa masuk dalam kategori ini. Di Kuningan itu, jalan bagus, sebagian besar rumah layak dan bagus. Tidak ada daerah kumuh di sana,” kata Dedi dalam unggahan di channel Kang Dedi Mulyadi.
Dedi pun meminta kepada Bupati Kuningan terpilih, Dian Rachmat Yanuar untuk berupaya menghilangkan Kabupaten Kuningan dalam kategori kemiskinan ekstrem.
"Harus turun dalam satu atau dua tahun," kata Dedi.
Dalam Laporan Perekonomian yang dirilis Bank Indonesia, sebagian besar wilayah di aglomerasi Ciayumajakuning kembali masuk dalam daftar daerah termiskin di Jawa Barat.
Baca Juga
Daerah itu adalah Indramayu, Kuningan, Kabupaten Cirebon, dan Majalengka. Pada 2024, Kabupaten Indramayu dan Kuningan mencatatkan persentase penduduk miskin yang tinggi, masing-masing sebesar 11,93% dan 11,88%. Kemudian, Kabupaten Cirebon 11% dan Kabupaten Majalengka 10,82%.
Tingginya persentase kemiskinan cenderung terjadi di wilayah yang didominasi oleh sektor ekonomi pertanian. Kabupaten Indramayu, Kuningan, Cirebon, dan Majalengka merupakan sentra produksi pertanian yang selama ini bergantung pada komoditas seperti padi, hortikultura, dan perkebunan.
Namun, sektor ini memiliki tingkat produktivitas rendah dan rentan terhadap perubahan iklim, bencana alam, serta fluktuasi harga komoditas. Sektor pertanian diklaim seringkali tidak memberikan nilai tambah yang signifikan bagi perekonomian daerah.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Muhamad Nur mengatakan tingginya kemiskinan di daerah pertanian juga dipengaruhi oleh minimnya diversifikasi ekonomi. Sebagian besar penduduk di wilayah ini hanya mengandalkan pertanian sebagai mata pencaharian utama.
"Wilayah yang bergantung pada sektor pertanian cenderung memiliki pendapatan yang lebih rendah dibandingkan dengan daerah yang ekonominya didominasi oleh sektor industri atau perdagangan dan jasa," kata Nur.
Kabupaten Kuningan yang berada di peringkat keempat mencatat tingkat kemiskinan sebesar 11,88%. Sebagai daerah dengan potensi pariwisata yang besar, Kuningan masih menghadapi tantangan dalam mengembangkan sektor-sektor ekonomi baru.
Di sisi lain, Kuningan juga mengalami kesenjangan ekonomi yang signifikan antara wilayah pedesaan dan perkotaan. Sebagian besar masyarakat di desa masih bergantung pada sektor pertanian dengan pendapatan yang tidak menentu.
Untuk mengurangi tingkat kemiskinan, pemerintah daerah di Jawa Barat perlu melakukan langkah-langkah strategis. Salah satu solusi yang diusulkan adalah pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru yang bernilai tambah tinggi, seperti industri pengolahan hasil pertanian, pariwisata, dan perdagangan.
Selain itu, pemerintah harus berupaya meningkatkan keterampilan tenaga kerja melalui program pelatihan vokasi dan pendidikan. Program ini bertujuan untuk membantu masyarakat beralih ke sektor-sektor ekonomi modern yang lebih menjanjikan.
Meskipun tantangan yang dihadapi cukup besar, masih ada harapan untuk mengentaskan kemiskinan di Jawa Barat. Dukungan dari pemerintah pusat, daerah, serta partisipasi aktif masyarakat sangat diperlukan untuk menciptakan perubahan yang signifikan.