Bisnis.com, BANDUNG— Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jawa Barat menilai stabilitas sektor jasa keuangan Provinsi Jawa Barat hingga 31 Oktober 2024 terjaga stabil dan resilient.
Hal itu disimpulkan berdasarkan catatan kinerja keuangan yang dinilai bertumbuh dan memiliki indikator prudensial yang memadai meski di tengah meningkatnya risiko geopolitik global.
Kepala OJK Jawa Barat Imansyah mengatakan, secara regional, laju ekonomi Provinsi Jawa Barat di akhir triwulan III-2024 tumbuh 4,91% (year on year), lebih rendah dibandingkan triwulan II-2024 (4,95% yoy) serta lebih rendah dibandingkan dengan nasional (4,95% yoy).
“Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat berada di urutan ke-21 dari 34 provinsi di Indonesia dan urutan ke-5 dari provinsi-provinsi di Pulau Jawa,” ungkap dia, Jumat (27/12/2024).
Ia menjelaskan, dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat masih ditopang Industri Pengolahan dengan pertumbuhan 5,12% (yoy). Pertumbuhan lapangan usaha tertinggi pada Transportasi dan Pergudangan 11,87% (yoy).
Sementara dari sisi pengeluaran, ekonomi Provinsi Jawa Barat ditopang oleh Konsumsi Rumah Tangga dengan pertumbuhan 4,98 persen yoy. Pertumbuhan sisi pengeluaran tertinggi terjadi pada Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 6,83% (yoy).
Baca Juga
Imansyah mencatat, penyaluran Kredit perbankan di Provinsi Jawa Barat tumbuh sebesar 7,85% (yoy) menjadi Rp618 triliun.
Kinerja Kredit di Jawa Barat menurutnya lebih tinggi dibandingkan provinsi lain, seperti Sulawesi Selatan 6,87% (yoy), Banten 6,4% (yoy), dan Provinsi Jawa Tengah 5,5% (yoy).
Namun, Jawa Barat masih di bawah Provinsi DKI Jakarta 12,90% (yoy), Sumatera Utara 9,19% (yoy) dan Jawa Timur 7,94% (yoy).
“Rasio NPL gross perbankan di Provinsi Jawa Barat per 31 Oktober 2024 sebesar 3,09%, membaik jika dibandingkan posisi 31 Oktober 2023 sebesar 3,37%,” ungkap dia.
Pertumbuhan positif kinerja perbankan di Jawa Barat juga menurut dia tercermin dari beberapa indikator antara lain Aset mencapai Rp1.032 triliun, atau tumbuh sebesar Rp79,42 triliun (8,34% yoy) jika dibandingkan bulan 31 Oktober 2023 sebesar Rp952 triliun.
“Bila dibandingkan dengan posisi 31 Desember 2023, total Aset perbankan di Provinsi Jawa Barat tumbuh sebesar Rp58,36 triliun atau tumbuh 6% secara ytd,” ungkapnya.
Selanjutnya untuk periode yang sama, Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp699 triliun, tumbuh sebesar Rp40,47 triliun atau naik 6,15% (yoy) jika dibandingkan bulan 31 Oktober 2023 sebesar Rp658 triliun.
Sementara Kredit atau Pembiayaan mencapai Rp646 triliun, tumbuh sebesar Rp48,70 triliun (8,1% yoy) jika dibandingkan 31 Oktober 2023 sebesar Rp598 triliun. Bila dibandingkan dengan posisi 31 Desember 2023, penyaluran kredit tumbuh sebesar Rp42,74 triliun (7,08% ytd).
Ia mengklaim, Bank Umum yang berkantor Pusat di Provinsi Jawa Barat juga mencatatkan kinerja pertumbuhan yang lebih baik dibanding rata-rata perbankan di Provinsi Jawa Barat. Antara lain tercermin dari aset yang mencapai Rp198 triliun atau tumbuh sebesar Rp17,85 triliun (9,89% yoy) jika dibandingkan 31 Oktober 2023 sebesar Rp180 triliun.
Sementara itu, dari sisi DPK mencapai Rp143 triliun, tumbuh sebesar Rp7,77 triliun (5,74% yoy) jika dibandingkan 31 Oktober 2023 sebesar Rp135 triliun.