Bisnis.com, CIREBON - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon mencatat sebanyak 16.310 warga terkena dampak banjir di wilayah Kabupaten Cirebon bagian barat.
Sub Koordinator Ahli Muda Kebencanaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon Juwanda mengatakan 16.310 jiwa tersebut itu berasal dari empat wilayah kecamatan.
Kecamatan tersebut yakni, Arjawinangun, Panguragan, Susukan, dan Gegesik. "Daerah paling terdampak ada di Kecamatan Gegesik, tepatnya di Desa Jagapura Lor," kata Juwanda, Senin (8/7/2024).
Jumlah rumah yang terkena dampak bencana tersebut sebanyak 4.296 unit. Penyebab banjir tersebut, kata Juwanda, terjadi akibat jebolnya tanggul di Sungai Posong, Kecamatan Gegesik yang meluap hingga merendam permukiman penduduk.
Pantauan Bisnis.com pada Senin (8/7/2024) di Desa Jagapura Lor, Kecamatan Gegesik, banjir masih merendam sejumlah rumah warga. Kondisi tersebut membuat pengendara dari arah Arjawinangun menuju Indramayu maupun sebaliknya tidak bisa melintas.
Beberapa pengendara yang nekat menerebos jalan tersebut terpaksa mendorong lantaran mesin motor dalam kondisi mati akibat kemasukan air.
Baca Juga
Juwanda mengatakan, meskipun sudah memasuki musim kemarau, guyuran hujan deras masih kemungkinan terjadi di Kabupaten Cirebon. Hal tersebut pun berdasarkan analisis dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Disebutkan Juwanda, fenomena tersebut akibat dinamika atmosfer di lingkup regional dan global, seperti fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) hingga Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial di berbagai wilayah
"Kejadian tersebut memicu dinamika dinamika cuaca yang berakibat masih turunnya hujan di sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk Kabupaten Cirebon," katanya.
BMKG juga memprediksi potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai kilat/angin kencang diprediksi terjadi hingga 11 Juli 2024.
Masyarakat diimbau untuk mewaspadai terhadap kemungkinan adanya potensi hujan yang dapat mengakibatkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, banjir bandang. Utamanya masyarakat yang bermukim di wilayah perbukitan, dataran tinggi, juga sepanjang daerah aliran sungai.