Bisnis.com, CIREBON - Hujan deras yang mengguyur Cirebon sejak Sabtu (6/7/2024) membuat sejumlah daerah di Kabupaten Cirebon dilanda banjir. Ribuan rumah dilaporkan terdampak bencana tersebut.
Sub Koordinator Ahli Muda Kebencanaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon Juwanda mengatakan jumlah rumah yang terkena dampak bencana tersebut sebanyak 4.296 unit.
Ribuan rumah tersebut, lanjut Juwanda, berada di empat wilayah, yakni Kecamatan Arjawinangun, Panguragan, Susukan, dan Gegesik.
"Penyebab banjir tersebut terjadi akibat jebolnya tanggul di Sungai Posong, Kecamatan Gegesik yang meluap hingga merendam permukiman penduduk di Kabupaten Cirebon bagian barat," kata Juwanda, Senin (8/7/2024).
Pantauan Bisnis.com pada Senin (8/7/2024) di Desa Jagapura Lor, Kecamatan Gegesik, banjir masih merendam sejumlah rumah warga. Kondisi tersebut membuat pengendara dari arah Arjawinangun menuju Indramayu maupun sebaliknya tidak bisa melintas.
Beberapa pengendara yang nekat menerebos jalan tersebut terpaksa mendorong lantaran mesin motor dalam kondisi mati akibat kemasukan air.
Baca Juga
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan penyebab hujan yang kerap turun di sebagian besar wilayah Indonesia meskipun telah memasuki musim kemarau.
Sebagian besar wilayah Indonesia telah masuk musim kemarau, dan puncaknya akan terjadi pada Juli dan Agustus 2024. Namun demikian, dia menyebut bahwa hujan dengan intensitas tertentu masih bisa terjadi saat kemarau.
Terdapat potensi peningkatan curah hujan secara signifikan di sejumlah wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan. Fenomena ini disebabkan oleh dinamika atmosfer di lingkup regional dan global, seperti fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) hingga Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial di berbagai wilayah.
Selain itu, suhu muka laut yang hangat pada perairan wilayah sekitar Indonesia juga disebut mendukung pertumbuhan awan hujan secara signifikan.
Hujan sedang hingga lebat yang disertai kilat/angin kencang berpotensi terjadi di sejumlah tempat di pada rentang 5 -11 Juli 2024. Wilayah yang dimaksud ialah Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Masyarakat untuk mewaspadai terhadap kemungkinan adanya potensi hujan yang dapat mengakibatkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, dan banjir bandang.