Bisnis.com, CIREBON - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi di Kota Cirebon pada Mei 2024 sebesar 1,97% secara tahunan (year on year/yoy). Sementara, inflasi bulanan terealisasi 0,31.
Kepala BPS Kota Cirebon Aris Budiyanto mengatakan pada April 2024, ada komoditas yang menjadi penyumbang inflasi, antara lain, sigaret kretek mesin (SKM), daging ayam ras, bawang merah, jeruk, bawang putih, sewa rumah, mi, kontrak rumah, air kemasan, melon, bawang bombay, pepaya, ice cream, hingga martabak.
"Sementara, komoditas penyumbang deflasi adalah udang basah, bensin, telur ayam ras, buah naga, sabun cair/cuci piring, cabai merah, sabun detergen bubuk, hingga dan tauge/kecambah," kata Aris, Senin (3/6/2024).
Aris mengatakan Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran.
Kelompok tersebut yaitu, kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 4,35%; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,76%; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,65%; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,75%.
Kemudian, kelompok kesehatan sebesar 0,44%; kelompok transportasi sebesar 0,36%; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,16%; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,47%; kelompok pendidikan sebesar 1,42%; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,08%; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,88%.
Baca Juga
Berdasarkan pantauan indeks harga konsumen (IHK), Kota Cirebon merupakan daerah yang mengalami terendah di Jawa Barat.
"Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh turunnya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran," kata Aris.