Bisnis.com, CIREBON - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung akan segera melakukan normalisasi Sungai Cisanggarung.
Aliran sungai tersebut menjadi salah satu penyebab banjir di wilayah Kabupaten Cirebon bagian timur.
Kepala BBWS Cimanuk-Cisanggarung Dwi Agus Kuncoro mengatakan, musim kemarau merupakan waktu yang tepat untuk melakukan normalisasi sungai. Luapan dari Sungai Cisanggarung saat musim hujan bisa diminimalisir.
"Kami akan segera action hingga akhir Desember 2024. Satu paket sudah terkontrak," kata Agus saat ditemui di Kantor BBWS Cimanuk Cisanggarung, Jalan Pemuda, Kota Cirebon, Kamis (30/5/2024).
Selain normalisasi sungai, kata Agus, pihaknya pun bakal melakukan upaya perkuatan tebing di beberapa titik Sungai Cisanggarung mulai dari kawasan hulu (Kabupaten Kuningan) hingga hilir (Kabupaten Cirebon).
Perkuatan tersebut untuk mengendalikan gerusan air sungai tidak meluap ke daratan, terutama menahan tanah di daerah aliran sungai tidak longsor.
Baca Juga
Maret lalu, sembilan kecamatan di wilayah Kabupaten Cirebon bagian timur terendam banjir akibat luapan Sungai Cisanggarung. Kecamatan tersebut yaitu, Waled, Ciledug, Pabedilan, Pabuaran, Losari, Karangwareng, Babakan, Gebang, dan Pangenan.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, banjir tersebut berdampak kepada 160.414 jiwa.
Selain itu, Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon pun mencatat kerugian para petani mencapai Rp6,48 miliar akibat banjir yang melanda wilayah Cirebon bagian timur.
Luas sawah yang terendam banjir di Cirebon mencapai sekitar 943,5 hektare. Berdasarkan perhitungan, petani mengalami kerugian hingga Rp6,87 juta dari setiap hektare sawah.