Bisnis.com, BANDUNG — Literasi keuangan digital harus terus ditingkatkan untuk menjaga tren positif pertumbuhan transaksi digital. Pasalnya, kesiapan infrastruktur digital harus sejalan dengan kesiapan masyarakat memanfaatkannya.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Acris Sarwani menilai perlu adanya gerakan kolektif untuk mengatrol literasi keuangan digital di Jawa Barat yang saat ini ada di posisi ke-6 secara nasional.
“Jawa Barat karena penduduknya besar, presentasenya akan terlihat kecil karena pengalinya besar, penduduk Jawa Barat hampir 50 juta,” ungkap dia, Selasa (28/5/2024).
Untuk itu, ia mengajak pelaku industri keuangan, pemerintah hingga lembaga pendidikan untuk meningkatkan literasi keuangan digital untuk menghindarkan masyarakat menjadi korban praktik jahat di dunia digital.
Ia menyontohkan saat ini praktik jahat keuangan digital yang marak menimpa masyarakat adalah pinjaman online (pinjol) ilegal, judi online (Judol) hingga penipuan berbasis virtual account.
“Jangan sampai teknologinya sudah terkini, tapi SDM-nya literasinya rendah, bukan kebaikan yang diterima, tapi sebaliknya,” ungkapnya.
Baca Juga
Sementara itu, Director of Business Artajasa Heru Perwito juga menilai penting bagi pihaknya untuk meningkatkan literasi keuangan digital di tengah tren penggunaan yang terus meningkat.
“Seiring dengan perkembangan keuangan digital yang terus bertransformasi secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, Artajasa melihat pentingnya melakukan edukasi dan sosialisasi secara menyeluruh mengenai layanan sistem pembayaran digital kepada masyarakat,” ungkapnya.
Pihaknya juga baru saja melakukan literasi keuangan digital di Kampus Telkom University yang melibatkan ratusan mahasiswa untuk mendorong SDM yang sadar dalam ekosistem keuangan digital.
“Di sisi lain kita harus meningkatkan kompetensi kualitas SDM yang unggul sehingga bisa mengembangkan sistem pembayaran yang lebih hebat lagi,” jelasnya.
Sementara itu, Rektor Telkom University Adiwijaya mengatakan bahwa organisasi yang baik harus memperhatikan tiga hal penting. Yakni people, process (visi dan strategi), dan technology (digitalisasi).
Di Telkom University, digitalisasi telah terimplementasi di segala layanan, termasuk dalam pendidikan yang tidak hanya berfokus pada transfer knowledge, namun juga menginspirasi, membangun karakter, dan akhlak mulia.
“Kami berharap kolaborasi yang terjalin pada hari ini bisa menelurkan banyak inovasi untuk mendorong tren digitalisasi keuangan masa depan. Sehingga kebermanfaatannya tidak hanya dirasakan oleh Tel-U dan Artajasa, namun lebih luas bagi bangsa ini,” ungkap Adiwijaya.