Bisnis.com, CIREBON- Potensi industri kerajinan batik di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat tidak mengalami kenaikan signifikan dalam empat tahun terakhir.
Padahal potensi tersebut merupakan salah satu kerajinan yang sudah ada sejak zaman Sunan Gunung Jati.
Berdasarkan sata Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah usaha batik di Kabupaten Cirebon saat ini sebanyak 595 unit. Jumlah usaha tersebut tidak mengalami penambahan dalam empat tahun terakhir.
Selain itu, produksi batik dari kabupaten tersebut pun tidak mengalami kenaikan signifikan. Produksi pada 2019 menembus angka 42.033 kodi, 2020 sebanyak 42.104 kodi, 2021 sebanyak 42.272 kodi, 2023 sebanyak 42.442 kodi, dan 2024 sebanyak 2.611 kodi.
Selain produksi, proses regenerasi untuk menjaga eksistensi salah satu kerajinan Cirebon juga berjalan lambat.
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pembatik atau orang yang bekerja di industri batik di Kabupaten Cirebon pada saat ini sebanyak 4.707 orang. Angka tersebut lebih banyak dibandingkan dengan 2023 yang hanya 4.698 orang.
Baca Juga
Pengusaha batik dari Kawasan Batik Trusmi, Munarto menyebutkan, pembatik yang bekerja di tempatnya sebagian besar berusia di atas 45 tahun dan beberapa di antaranya berasal dari Pekalongan, Jawa Tengah.
"Cari pembatik lokal dan generasi muda dari Cirebon cukup sulit. Padahal, batik Cirebon ini sangat diminati masyarakat dari luar Cirebon," kata Munarto, Jumat (3/5/2024).
Sebagian besar generasi muda di Kawasan Batik Trusmi lebih memilih bekerja di pabrik atau ke luar kota, dibandingkan menjadi seorang pembatik karena pendapatan yang lebih menjanjikan.
Munarto meminta, kepada pemerintah daerah memberikan edukasi kepada generasi muda agar memiliki minat untuk melestarikan budaya asli dari Kabupaten Cirebon ini.
"Peran pemerintah sangat penting untuk mengedukasi. Kita takut kalau tidak ada regenerasi, siapa yang akan melestarikan batik," kata Munarto.