Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jepang Tanam Investasi Rp26,65 Triliun ke Jawa Barat

Tahun ini, Jepang kembali dibidik menjadi salah satu negara yang bisa menanamkan investasi lebih besar ke Jabar.
Masyarakat Jawa Barat memadati salah satu ruang publik di Kota Bandung.
Masyarakat Jawa Barat memadati salah satu ruang publik di Kota Bandung.

Bisnis.com, BANDUNG—Penanaman Modal Asing atau PMA di Jawa Barat masih dikuasai oleh negara-negara Asia sepanjang 2022-2023 lalu.

Investor asing yang tercatat menguasai PMA pada 2023 lalu berasal dari Jepang, Singapura, dan Tiongkok.

Sekretaris Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Barat Denny Rusyana mengatakan pada Tahun 2023, Investasi PMA di Jawa Barat sebesar mencapai sebesar Rp122,6 triliun.

"Jepang menjadi negara dengan investasi tertinggi di Jawa Barat dengan nilai investasi sebesar Rp26,65 triliun," katanya di Bandung, Senin (29/4/2024).

Denny menuturkan Jepang juga menjadi negara paling tinggi menggarap sejumlah proyek. Dimana pada Tahun 2023, jumlah proyek PMA yang ada di Jawa Barat sebanyak 25.250 Proyek.

"Jepang menjadi negara dengan proyek investasi terbanyak di Jawa Barat dengan jumlah proyek sebanyak 6.908 proyek," ujarnya.

Pihaknya mencatat sektor transportasi, gudang & komunikasi menjadi sektor dengan realisasi investasi terbesar di kategori PMA dengan nilai investasi sebesar Rp29,49 triliun.

Tahun ini, Jepang kembali dibidik menjadi salah satu negara yang bisa menanamkan investasi lebih besar ke Jabar.

Denny menambahkan, ada 4 kebijakan yang diterapkan agar PMA masih tinggi di Jabar.

Pertama, yakni dengan meningkatkan kepastian dan kemudahan perizinan melalui peningkatan pelayanan investasi. Kedua, mendorong pengembangan industri hilirisasi berbasis potensi daerah dan sektor unggulan di Jabar, seperti pertanian, perkebunan, dan perikanan.

Ketiga, mendorong investasi inklusif melalui penciptaan lapangan kerja dan peningkatan daya saing UMK melalui kemitraan.  

"Strategi keempat, mengakselerasi implementasi green economy, melalui pemberian fasilitas, kemudahan, dan insentif pada green investment," ujarnya.
 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper