Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jepang Minta Tenaga Kerja dari Garut

Wali Kota Sue-machi sempat berkunjung ke wilayah lain. Namun, antusiasme anak muda Garut yang ingin bekerja di Jepang lebih tinggi dibandingkan daerah lainnya.
Ilustrasi. Pasien anak dibantu perawat membuat origami selama menjalani rawat inap/Bisnis
Ilustrasi. Pasien anak dibantu perawat membuat origami selama menjalani rawat inap/Bisnis

Bisnis.com, GARUT - Kabupaten Garut mendapatkan permintaan pengiriman tenaga kerja ke Kota Sue-machi, Jepang. Minat kelompok anak muda untuk bekerja di wilayah bagian distrik Kasuya ini cukup tinggi.

Wali Kota Sue-machi Shuichi Hiramatsu mengatakan dalam upaya menjaring tenaga kerja ini pihaknya sudah melakukan penandatanganan kerja sama dengan pemerintah daerah di Kabupaten Garut.

Sebelumnya, Wali Kota Sue-machi sempat berkunjung ke wilayah lain di Indonesia. Namun, antusiasme kelompok anak muda yang ingin bekerja di Jepang di Garut lebih tinggi dibandingkan daerah lainnya.

"Kami butuh tenaga kerja tetapi bukan berarti hanya mencari untung semata. Kami ingin kedua belah mendapatkan keuntungan dari kerja sama ini, berharap seperti itu," kata Shuichi, Selasa (23/4/2024).

Menurut Shuichi, Jepang saat ini membutuhkan banyak tenaga kerja sektor kesehatan. Di Kabupaten Garut pun ia melirik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Karsa Husada untuk memastikan ketersediaan pekerja tersebut.

Ia pun berharap, kerja sama tersebut tidak berkaitan dengan penyaluran tenaga kerja, melainkan kebudayaan, pariwisata, dan bidang lainnya.

"Nanti kerja sama itu selain tenaga kerja itu ada kebudayaan, pariwisata, dan lain-lain, nanti setelah itu mungkin antara Garut dan Kota Sue di sana tiap-tiap penanggung jawabnya ada ditunjuk nanti untuk bisa komunikasi langsung," katanya.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Garut Muksin mengakui lapangan pekerjaan di daerahnya sangat terbatas. Saat ini, peningkatan sumber daya manusia (SDM) melalui balai latihan kerja (BLK) mulai dilakukan.

Menurut Muksin, jumlah lapangan pekerjaan di Kabupaten Garut sangat terbatas lantaran angka disparitas 2,3% antara lapangan kerja dengan angkatan kerja.

"Angkatan kerja Garut dari setiap tahun ada sekitar 60 ribu lulusan setara setingkat SMA, itu semua tidak bisa terserap oleh tenaga kerja. Sampai dengan saat ini angka pengangguran kita itu di angka 7,3% atau 103 ribu orang," katanya.

"Di samping itu kita juga bekerja sama dengan lembaga pelatihan kerja swasta seperti itu yang tentunya yang kredibel kemudian sebagai SO yaitu Standar Organization yang sudah diakui oleh penerima kerja di Jepang," sambungnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hakim Baihaqi
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper