Bisnis.com, BANDUNG - Arus lalu lintas di Jalur Selatan Nagreg, Kabupaten Bandung, terpantau lengang pada H-2 Lebaran, Senin (8/4/2024) setelah diberlakukan sistem buka tutup.
Pantauan Bisnis.com, pemudik yang melintasi jalur Nagreg didominasi oleh pengendara roda dua. Pengendara yang melintas pun mampu melaju dengan kecepatan sedang.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, kepadatan di Jalur Nagreg sudah terjadi pada H-3 Lebaran, Minggu (7/4/2024). Pada hari tersebut terjadi antrean karena adanya pemberlakuan buka tutup di Limbangan, Kabupaten Garut.
Permana Putra, pemudik dari Kota Depok ini mengatakan sengaja melakukan perjalanan mudik pada Sabtu ini lantaran ingin menghindari kemacetan puncak arus mudik.
Sepanjang perjalanan mudik dari Kota Depok menuju Banjar, Burhanuddin mengaku, tidak hanya terjebak terjebak kemacetan di Padalarang (Kabupaten Bandung Barat), Jalan Soekarno-Hatta (Kota Bandung), dan Cileunyi (Kabupaten Bandung).
"Nagreg kosong, tidak seperti tahun-tahun kemarin yang selalu macet. Sekarang sangat lowong," kata Permana kepada Bisnis.com, Senin (8/4/2024).
Baca Juga
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi puncak arus mudik Lebaran 2024. Perkiraan puncak mudik yang banyak menjadi pilihan masyarakat adalah saat cuti bersama atau H-2 Lebaran pada 8 April 2024.
Sementara itu, perkiraan puncak arus balik adalah H+3 atau pada 14 April 2024 dengan potensi pergerakan 41 juta orang.
Perkiraan tersebut disusun berdasarkan survei yang dilakukan Badan Kebijakan Transportasi bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik, Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Sementara itu, daerah asal perjalanan terbanyak pada mudik Lebaran kali ini adalah Jawa Timur sebesar 31,3 juta orang atau 16,2% dari total pergerakan masyarakat. Menyusul di belakangnya adalah Jabodetabek sebesar 28,43 juta orang (14,7%), dan Jawa Tengah sebesar 26,11 juta orang (13,5%).
Kemudian, untuk daerah tujuan terbanyak adalah Jawa Tengah sebesar 61,6 juta orang atau 31,8% dari total pergerakan masyarakat, Jawa Timur sebesar 37,6 juta orang (19,4%), dan Jawa Barat sebesar 32,1 juta orang (16,6%).