Bisnis.com, BANDUNG--Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin menuturkan bahwa Jabar sedang dihadapkan dengan tantangan dalam penyediaan air bersih, pengendalian banjir, irigasi pertanian, dan penyediaan air minum yang merata bagi seluruh masyarakat.
Menurutnya, dalam konteks krisis perubahan iklim, tantangan tersebut menjadi lebih rumit.
"Perubahan iklim telah membawa dampak signifikan terhadap siklus hidrologi yang mengakibatkan pola hujan tidak teratur, kekeringan berkepanjangan, dan peningkatan intensitas bencana alam," katanya dikutip (25/3/2024).
Bey menambahkan, tantangan itu menuntut Pemda Provinsi Jabar untuk merancang sistem yang tangguh dan adaptif terhadap perubahan lingkungan. Karenanya, Pemda Provinsi Jabar melakukan langkah strategis yaitu memperkuat program pembangunan infrastruktur air.
"Fokusnya pada peningkatan akses air bersih dan sanitasi, normalisasi DAS dan rehabilitasi waduk, serta pengembangan sistem irigasi yang efisien," katanya.
Pemda Provinsi Jabar juga sudah menggagas program Hansip Cai (Tahan dan Simpan Cadangan Air) dengan membangun banyak sumur resapan. Tujuannya memperbesar masuknya air ke dalam tanah. Dengan begitu, air akan lebih banyak masuk ke tanah dan sedikit yang mengalir di permukaan.
Baca Juga
"Semua program dijalankan dengan melibatkan kolaborasi pentahelix, karena menghadapi krisis, kolaborasi lintas sektoral dan wilayah menjadi kunci. Kami terbuka untuk kerja sama dengan siapapun untuk bertukar pengetahuan dan pengalaman dalam menghadapi tantangan," tutur Bey.
Bey juga menegaskan, pihaknya akan terus berkomitmen menjaga keberlangsungan sumber daya air dan mengatasi krisis iklim melalui kolaborasi dan inovasi.
"Saya yakin dapat mengatasi tantangan ini dan meninggalkan warisan yang berkelanjutan bagi generasi mendatang," katanya.