Bisnis.com, GARUT - Produksi padi dan beras di Kabupaten Garut mengalami peningkatan, namun dalam beberapa pekan terakhir sebagian warga di daerah tersebut harus bersusah payah mendapatkan stok beras.
Dalam catatan Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras di Kabupaten Garut pada 2023 sebanyak 452.259 ton. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan 2022 yang hanya mampu memproduksi 441.316 ton.
Untuk produksi padi di Kota Dodol pada 2023 menembus angka 261.171 ton. Sementara, jumlah produksi pada 2022 hanya mampu menembus angka 254.852 ton.
Warga Garut, Anshori mengeluhkan kalau ia masih kesulitan mendapatkan beras kualitas premium di pasaran. Akibatnya, ia harus rela mengantre di pasar murah hanya untuk mendapatkan beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) dari Perum Bulog.
Untuk beras SPHP, kata Anshori, setiap warga hanya diperbolehkan membeli satu karung berukuran lima kilogram. “Mana cukup kalau satu karung,” kata Anshori di Garut, Kamis (29/2/2024).
Kepala Disperindag ESDM Kabupaten Garut Ridwan Effendi mengatakan saat ini harga beras jenis premium yang dijual di pasaran Kabupaten Garut masih berada pada angka Rp16.800 per kilogram. Sementara, untuk jenis medium sebesar Rp15.600.
Baca Juga
"Harga beras masih tinggi. Sekali pun turun hanya Rp80 per kilogramnya. Bahkan, di beberapa pasar modern masih terjadi kelangkaan," kata Ridwan.
Ridwan menyebutkan, harga ideal untuk beras medium sebesar Rp13.000 per kilogram dan Rp14.000 jenis premium. Harga tersebut terjadi pada akhir 2023.
Meskipun begitu, Disperindag ESDM akan terus melakukan operasi pasar murah bersama Perum Bulog di beberapa wilayah. Setiap lokasi pasar murah bakal disediakan beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) sebanyak 10 ton.
"Operasi pasar murah di wilayah yang tingkat kemiskinan tinggi, seperti di Garut selatan dan utara. Mudah-mudahan dapat alokasi yang cukup untuk masyarakat," katanya.