Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sehari Setelah Pemilu, Harga Beras di Cirebon Terus Melambung

Harga sejumlah bahan pangan di Kabupaten Cirebon terus mengalami kenaikan signifikan, salah satunya  adalah beras.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, CIREBON - Harga sejumlah bahan pangan di Kabupaten Cirebon terus mengalami kenaikan signifikan, salah satunya  adalah beras.

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga beras di Kabupaten Cirebon terus melambung sejak beberapa pekan terakhir ini.

Untuk beras kualitas super, saat ini dijual dengan harga Rp18.000 per kilogram. Sementara pekan lalu, harga pangan andalan masyarakat ini hanya Rp15.000.

Kemudian, untuk beras kualitas medium yang semula hanya Rp14.000, kini melambungan hingga menembus angka Rp16.500 per kilogram.

Sementara, untuk beras kualitas bawah kini dijual dengan harga Rp15.000. Pekan lalu beras kualitas ini hanya Rp12.000 per kilogram.

Selain beras, pangan yang juga mengalami kenaikan harga yaitu daging ayam ras segar. Salah satu jenis pangan mengalami kenaikan harga dari Rp31.000 menjadi Rp34.000 per kilogram.

Petani di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat terpaksa gigit jari lantaran tidak mampu menikmati kenaikan harga beras di pasaran yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir ini.

Ahmad (58), petani dari Jagapura Lor, Kabupaten Cirebon menyebutkan, kenaikan tersebut tidak menjadi keuntungan untuknya. Saat ini, di gudang penyimpanan yang ia miliki tidak menyisakan beras hasil panen.

Ditambah pada awal Februari 2024, Ahmad bersama petani lainnya baru saja memulai masa tanam padi. 

"Kami tidak punya stok beras. Setelah panen, kami langsung menjual langsung kepada bandar. Ini artinya, petani sama sekali tidak menikmati kenaikan harga," kata Ahmad.

Di lain sisi, menurut Ahmad, petani juga merupakan bagian dari konsumen komoditas pangan tersebut. Bahkan, setiap bulir beras yang ia konsumsi ia beli dari pasar tradisional.

Ahmad menyebutkan, pemerintah daerah harus hadir untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dengan cara mengaktifkan koperasi-koperasi untuk keluarga petani di Kabupaten Cirebon.

"Kalau kata pemerintah ini merupakan sesuatu yang bagus untuk petani, bagi kami tidak berlaku. Kami makan nasi tetap harus beli," kata Ahmad.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hakim Baihaqi
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper