Bisnis.com, BANDUNG—Bank Indonesia memerkirakan perekonomian Jawa Barat akan tetap tumbuh positif pada 2024 dalam rentang 4,9%--5,7% di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Hal tersebut disampaikan oleh Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat, Bambang Pramono dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) Provinsi Jawa Barat 2023, pada Rabu (29/11/2023 ) malam.
Bambang menjelaskan proyeksi perekonomian Jawa Barat tersebut meningkat dari perkiraan pertumbuhan ekonomi pada 2023 yang diteropong tumbuh berkisar 4,7%--5,5%.
"Jawa Barat patut bersyukur atas kinerja apiknya pada triwulan III 2023 yang mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,57%. Pertumbuhan ekonomi turut didukung dengan stabilitas harga di Jawa Barat, sejalan dengan realisasi inflasi Oktober 2023 yang tercatat rendah sebesar 2,58% (yoy)," kata dia.
Atas capaian tersebut, bank sentral menilai ekonomi Jawa Barat pada tahun 2023 akan tumbuh positif, dengan rentang inflasi yang berada dalam sasaran sebesar 3%±1%.
Menurutnya, capaian positif tersebut merupakan hasil kerja keras seluruh stakeholders di Jawa Barat, khususnya pemerintah daerah, akademisi, pelaku usaha, media massa dalam mewujudkan bergeraknya roda perekonomian Jawa Barat.
Memasuki tahun 2024, Bambang menambahkan perekonomian global masih menghadapi sejumlah tantangan. Ketegangan geopolitik yang masih berlanjut, suku bunga global yang berada di level yang tinggi disertai dengan kebijakan moneter ketat berbagai negara maju berpotensi menimbulkan ketidakpastian ekonomi.
Lebih lanjut, beberapa tantangan struktural seperti gejolak harga pangan, utamanya beras, hingga belum meratanya realisasi investasi membayangi kinerja pertumbuhan ekonomi Jawa Barat.
"Untuk mengantisipasi dampak berbagai tantangan tersebut, sinergi dan kolaborasi dalam memperkuat ketahanan dan kebangkitan ekonomi dinilai menjadi kunci," ujarnya.
Bambang menjelaskan, terdapat tujuh rekomendasi kebijakan dalam mendorong kebangkitan ekonomi Jawa Barat. Pertama, memperluas upaya pengendalian inflasi pangan yang bersifat seasonal dan struktural.
Kedua, menjaga daya beli masyarakat melalui insentif, optimalisasi realisasi belanja pemerintah, mendorong pemerataan realisasi investasi hingga mendorong ekspor dan local value chain industri besar. Rekomendasi ketiga, mendorong akselerasi pembangunan infrastruktur konektivitas.
Selain itu, meningkatkan hilirisasi industri, utamanya industri electric vehicle. Kelima, perluasan digitalisasi di berbagai aspek perekonomian. Keenam, penguatan sumber pertumbuhan ekonomi baru yang berkelanjutan seperti ekonomi keuangan syariah dan green economy; dan terakhir, semakin memperkuat sinergi dan kolaborasi pentahelix pemerintah Jawa Barat.
"Melalui berbagai rekomendasi kebijakan tersebut, Bank Indonesia memerkirakan perekonomian Jawa Barat 2024 berpotensi tetap tumbuh positif pada rentang 4,9%--5,7%," jelasnya.
Sementara itu, Pj Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Taufiq Budi Santoso mengapresiasi Bank Indonesia sebagai mitra utama yang senantiasa bersinergi melalui berbagai inovasi untuk terus memajukan perekonomian Jawa Barat dengan inflasi yang semakin terkendali.
"Ke depan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan terus semakin memperkuat sinergi dan kolaborasi berbagai program dengan Bank Indonesia dan seluruh stakehoders pentahelix Jawa Barat, dalam rangka memperkuat ketahanan dan kebangkitan ekonomi Jawa Barat," jelasnya.
Dalam gelaran tersebut disampaikan prospek ekonomi dan arah bauran kebijakan Bank Indonesia guna menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi ke depan dengan tajuk “Sinergi Memperkuat Ketahanan dan Kebangkitan Ekonomi Nasional”.