Bisnis.com, BANDUNG -- Fluktuasi harga pangan tidak hanya dirasakan dampaknya oleh sektor rumah tangga, tapi juga oleh sektor usaha utamanya pelaku usaha jasa boga.
Ketua DPC Perkumpulan Penyelenggaraan Jasaboga Indonesia (PPJI) Kota Bandung Rachmawati Adam menilai dampak ini sudah terasa dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini, kata dia, sangat mengganggu stabilitas usaha para pelaku usaha jasa boga lantaran tidak bisa melakukan kalkulasi modal dengan baik.
"Kami sangat kesulitan, apalagi kalau yang sudah kontrak, biasanya mereka kontrak saat harga masih stabil, nah saat ini harga sedang fluktuatif, sehingga kita harus memutar otak agar tidak merugi," ungkap dia kepada Bisnis, Selasa (10/10/2023).
Untuk itu, ia mengatakan program utama kepengurusan sesegera mungkin berkolaborasi dengan para stakeholder PPJI yaitu pemerintah dan lembaga atau organisasi yang terkait serta supplier yang berkaitan dalam ekosistem bisnis jasaboga.
Hal ini juga dilalukan sekaligus untuk mempercepat recovery anggota PPJI pascapandemi Covid-19 yang sangat berpengaruh terhadap lini usaha jasa boga.
"Pandemi Covid 19 banyak perusahaan yang terpuruk salah satu bidang usaha yang sangat terdampak adalah usaha jasa boga. Dalam rangka bangkit dari keterpurukan tersebut maka program jangka pendek dari kepengurusan baru adalah Pembinaan terhadap anggota dalam peningkatan skill, manajerial, pemasaran serta kelengkapan legalitas," jelas dia.
Baca Juga
Sementara itu, Ketua Bidang Organisasi PPJI Kota Bandung Derry Septiadi mengatakan pihaknya berharap pemerintah bisa sesegera mungkin membuat kebijakan yang bisa menjadi solusi dalam kondisi saat ini.
"Karena ini ranahnya pemerintah, saya berharap pemerintah bisa membuat solusi untuk kondisi saat ini," ungkapnya.
Pasalnya, bahan baku utama usaha jasa boga, yakni kebutuhan pokok, belakangan harganya stabil di harga tinggi. Seperti beras, sayuran seperti wortel, hingga cabai-cabaian yang fluktuatif di harga tinggi.