Bisnis.com, BANDUNG—Kantor Wilayah Bulog Jawa Barat mengakui El Nino berdampak pada menurunnya pasokan beras dari sejumlah sentra produksi.
Kepala Kanwil Bulog Jabar Muhammad Attar Rizal mengatakan anjloknya produksi di sentra-sentra beras terjadi tak hanya di wilayah Jawa Barat namun seluruh Indonesia.
“Rata-rata [produksi] menurun,” katanya dikutip Selasa (19/9/2023).
Menurutnya upaya pihaknya melakukan serapan untuk beras Public Service Obligation (PSO) mengalami kesulitan karena harga di tingkat petani sudah tinggi ditambah ketersediaan yang minim.
“Untuk PSO masih karena memang harganya sudah tinggi daripada harga yang sudah ditetapkan pemerintah,” tuturnya.
Namun untuk serapan beras komersial Attar mengaku pihaknya masih bisa mendapatkan pasokan meskipun angkanya tidak terlalu tinggi yakni antara 500 ton per hari. “Kalau untuk komersial relatif, nanti kita buat bahannya seperti apa? Seperti premium tingkat 1 tingkat 2, itu masih ada,” katanya.
Baca Juga
Menurutnya gabah kering panen yang menjadi bahan baku beras kini mengalami kenaikan harga yang signifikan dari Rp5.000-Rp6.000 per kilogram menjadi Rp7.300 per kilogram.
“Kami tetap optimis sambil melihat [pasar], karena ini ada bantuan bagi KPM itu juga bisa membantu menurunkan harga dan kita nanti masuk lagi di momen,” tuturnya.
Bulog sendiri sudah menerapkan untuk serapan PSO dengan harga Rp9.950 per kilogram namun di pasaran saat ini harganya sudah mencapai Rp11.000 per kilogram.
“Maka kita belum bisa serap untuk PSO, yang jelas kita siap beli tapi harganya tinggi dan ketersediaannya minim,” ujarnya.
Sebelumnya, Attar Rizal mengatakan stok beras yang ada di gudang bulog aman hingga akhir tahun karena jumlahnya masih tinggi.
"Sekarang stok beras kita itu ada 133.000 ton artinya cukup besar," katanya di Gedung Sate, Bandung, Senin (18/9/2023). Menurutnya angka ini dipastikan terus bertambah karena pihaknya terus menambah cadangan dari hasil panen di beberapa titik.