Bisnis.com, BANDUNG—Sejumlah pesantren peserta program One Pesantren One Product (OPOP) naik kelas menjadi role model bagi para peserta lain.
Kepala UPTD Pendidikan dan Pelatihan Perkoperasian dan Wirusaha (UPTD P3W) Jawa Barat Ravi Wisesha mewakili Kepala Dinas KUK Jabar Kusmana Hartadji mengatakan awal bergulir pesantren yang menjadi role model sangat sedikit. Dia menunjuk Al Ittifaq, Kabupaten Bandung dan Pesantren Daarut Tauhid, Kota Bandung sebagai contoh.
“Tahun 2023 ada yang menarik, ada beberapa pesantren yang menjadi peserta kini juga jadi role model OPOP untuk memberikan pelatihan dan magang,” katanya kepada Bisnis beberapa waktu lalu.
Pesantren-pesantren ini terbukti bisa naik kelas dan mengembangkan usahanya pasca mengikuti program. Keberhasilan ini menurut Ravi membuat pihak penyelenggara menunjuk pesantren-pesantren tersebut menjadi role model.
“Untuk tahun 2023 itu ada 13 pesantren yang menjadi role model untuk pelatihan dan magang. Beberapa diantaranya itu dari peserta,” ujarnya.
Salah satu pesantren yang naik kelas ini yakni Pesantren Al Ummana di Sukabumi. Pesantren tersebut mengelola bisnis makanan beku, kini sudah menjalin kerjasama dengan memasok makanan ke PT KAI.
“Pesantren ini juga jadi agregator, mereka frozen fooad-nya itu lele, mereka juga menampung hasil panen lele dari pesantren lain. Pesantren ini berhasil menciptakan ekosistem,” ujarnya.
Menurutnya keberhasilan pesantren seperti ini yang diharapkan lahir dari para peserta OPOP, dimana pesantren tak hanya mendongkrak kemandirian namun juga memberikan kebermanfaatan ekonomi yang lebih luas.
Bisnis Indonesia perwakilan Jawa Barat menggelar Program Jelajah OPOP. Perjalanan jurnalistik ini turut didukung oleh Humas Jabar dan Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat, Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Jawa Barat, Bank BJB, BSI dan XL Axiata.