Bisnis.com, BANDUNG—Program One Pesantren One Product (OPOP) diharapkan kalangan pesantren terus berlanjut meski kepemimpinan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil akan tuntas pada September mendatang.
Kepala UPTD Pendidikan dan Pelatihan Perkoperasian dan Wirusaha (UPTD P3W) Jawa Barat Ravi Wisesha mengatakan Dinas KUK dalam program ini menggandeng sejumlah perguruan tinggi.
Dari proses OPOP yang sudah berjalan sejak 2019 lalu, menurutnya ada sejumlah rekomendasi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran (Unpad).
Pertama, perlu dibentuknya perkumpulan alumni pesantren penerima program OPOP. Adanya perkumpulan Alumni Pesantren Penerima Program OPOP bertujuan sebagai tempat silaturahmi antar pesantren.
“Selain itu juga, wadah ini sebagai tempat tukar ilmu pengetahuan, berbagai informasi terkait pengembangan usaha pesantren, sampai dengan jual/beli produk dari anggota usaha pesantren,” katanya mewakili Kepala Dinas KUK Jabar Kusmana Hartadji dikutip Senin (17/7/2023).
Kemudian yang kedua perlunya keterlibatan Universitas atau perguruan tinggi. Ravi menuturkan OPOP harus bekerjasama dengan Universitas terkait dengan pendampingan serta pelatihan pada usaha pesantren.
“Mekanisme kerja sama yang dapat dilakukan dengan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Hal ini bertujuan untuk mencapai target pesantren yang diawal sudah direncanakan, yaitu sekitar 5.000 pesantren penerima program OPOP,” ujarnya.
OPOP juga mesti mensyaratkan rencana bisnis sebagai syarat pesantren ikut mendaftar program OPOP. Dia menilai perlu penambahan Rencana Bisnis (Bussiness Plan) atau essay terkait usaha pesantren sebagai syarat ketika mendaftar Program OPOP.
“Hal ini bertujuan memilih pesantren yang memiliki tujuan bisnis serta pesantren yang benar-benar membutuhkan bantuan. Selain itu juga, persyaratan ini menjadikan pesantren terbiasa dalam membuat rencana bisnis yang sewaktu-waktu dapat digunakan untuk melakukan pengajuan pembiayaan modal,” tuturnya.
Terakhir seluruh pihak perlu mendorong pesantren dalam inkubasi bisnis. Berdasarkan hasil survei, sangat sedikit pesantren yang tergabung dalam inkubasi bisnis.
“Diperlukan dorongan atau informasi terkait inkubasi bisnis pasca pesantren menerima program bantuan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan usaha pesantren lebih cepat berkembang,” tuturnya.
Bisnis Indonesia perwakilan Jawa Barat menggelar Program Jelajah OPOP. Perjalanan jurnalistik ini turut didukung oleh Humas Jabar dan Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat, Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Jawa Barat, Bank BJB, BSI dan XL Axiata.