Bisnis.com, CIREBON - Pemerintah Kabupaten Cirebon menunggu kiriman vaksin lumpy skin disease (LSD) untuk sapi/kerbau. Lebih dari 400 ekor hewan terpapar penyakit tersebut.
Sub koordinator Penanggulangan Penyakit Pengawasan Obat Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon Tuti Susilawati mengatakan, vaksin tersebut akan dikirim oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Menurut Tuti, kebutuhan vaksin LSD di Kabupaten Cirebon sebanyak 5.000 ekor. Sementara, jumlah hewan yang sudah diproteksi oleh vaksin tersebut baru 340 ekor.
“Artinya, banyak hewan ternak yang harus diproteksi,” kata Tuti di Kabupaten Cirebon, Selasa (11/7/2023).
Tuti menyebutkan, upaya lainnya dalam pencegahan LSD yakni, pengobatan dan penyemprotan kandang sapi dengan cairan disinfektan.
"Penanganan LSD ini sama seperti penyakit mulut dan kuku (PMK), jadi kondisi kandang harus bersih dan ketika ada yang terjangkit, harus segera dipisahkan agra tidak menular," katanya.
Kasus LSD di Kabupaten Cirebon terus meluas. Tercatat, hingga saat ini ada 423 ekor sapi yang terkena penyakit baru tersebut.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, ratusan ekor sapi yang terpapar LSD ini menyebar di 32 wilayah Kabupaten Cirebon. Kejadian tersebut terjadi sejak akhir 2022.
Greged (29 ekor), Beber (28 ekor), Susukan Lebak (28 ekor), Dukupuntang (10 ekor), Gebang (57 ekor), Mundu (6 ekor), Pasaleman (10 ekor), Karangwareng (24 ekor), Pangenan (6 ekor), Pabuaran (16 ekor), Astanajapura (7 ekor), Babakan (47 ekor), Tengah Tani (3 ekor).
Plered (2 ekor), Gempol (30 ekor), Ciledug (39 ekor), Gunungjati (5 ekor), Pabedilan (38 ekor), Talun (20 ekor), Plumbon (4 ekor), Waled (15 ekor), Palimanan (3 ekor), Depok (2 ekor), Losari (7 ekor), Karangsembung (5 ekor), Sumber (1 ekor), Sedong (3 ekor).
Kemudian, Klangenan (2 ekor), Lemahabang (7 ekor), Arjawinangun (13 ekor), Kaliwedi (5 ekor), dan Susukan (5 ekor).
LSD merupakan penyakit kulit infeksius disebabkan oleh lumpy skin disease virus (LSDV) yang merupakan virus bermateri genetik DNA dari genus capripoxvirus dan famili poxviridae.
Virus tersebut umumnya menyerang hewan sapi dan kerbau.
Penularan LSD secara langsung melalui kontak dengan lesi kulit, namun virus LSD juga diekskresikan melalui darah, leleran hidung dan mata, air liur, semen dan susu. Penularan juga dapat terjadi secara intrauterine.
Penyakit LSD pertama kali dilaporkan di Zambia, Afrika pada 1929 dan terus menyebar di benua Afrika, Eropa, dan Asia.