Bisnis.com, SUMEDANG -- Di ruang kurang dari 3x4 meter, Via Sylvia dengan dibantu oleh santrinya memasarkan produk fesyen muslim lewat beragam marketplace.
Dengan memanfaatkan ilmu pemasaran digital yang ia pelajari secara informal, ia luwes memanfaatkan fitur live shopping untuk menjajakan hijab dan fesyen muslim lainnya yang ia produksi mandiri.
Di tempat yang bisa disebut studio mini tersebut, ia meraup pundi-pundi rupiah dari setiap helai pakaian muslim yang ia jual.
Via yang merupakan Bendahara Yayasan Khoirul Usroh, mengembangkan produk yang ia namai HDH Factory. Tak hanya sampai di situ, ia juga piawai memanfaatkan fitur ads di setiap platform market place untuk mendorong penjualannya.
"Alhamdulillah saya belajar lewat grup telegram yang dimentori juga oleh pemilik salah satu yayasan," jelas dia kepada Tim Jelajah OPOP Bisnis Indonesia Perwakilan Jawa Barat, Jumat (30/6/2023).
Dalam sebulan, Via menyebut menghabiskan lebih dari Rp30 juta hanya untuk memasang ads di Facebook. Ia mengaku memiliki strategi khusus untuk memasang produknya pada fitur iklan di flatform sosial media tersebut.
"Setiap hari saya pasang iklan di Facebook Ads, kita pasang yang produk-produk baru, lumayan marginnya," kata dia.
Selain di Facebook, dia juga memainkan hal yang sama di flatform marketplace lain seperti Tokopedia dan Shopee dan flatform lainnya. "Karena kan pembeli kadang suka minta transaksi di beragam flatform, jadi kita punya store di semua flatform," imbuhnya.
Sementara itu, Manager Sumber Daya Manusia (SDM) Yayasan Khoirul Usroh Irmayadi mengatakan, pasca bergabung dengan OPOP 2022 lalu, rata-rata omzet penjualan dari HDH Factory sendiri bisa mencapai kisaran Rp120 juta hingga Rp150 juta.
"Tapi yang tertinggi itu mencapai Rp190 juta pernah satu kali, tapi rata-rata ada dikisaran tersebut," imbuhnya.
Ia mengaku sangat terbantu dengan penjualan online yang saat ini dilakukan. Tanpa harus memiliki offline store, pihaknya bisa mengoptimalkan anggaran produksi untuk Harga Pokok Penjualan (HPP) produknya.
"Sekarang kita optimalkan dulu penjualan produk fesyen muslim ini, karena ini juga belum optimal," jelasnya.
Ia pun mengaku selalu melibatkan santrinya untuk membantu dalam proses packing, labeling hingga penjualan. "Kalau santri biasanya mereka bantu di sini buat packing, hingga sesekali jadi admin dan bantu live shopping," katanya.
Bisnis Indonesia perwakilan Jawa Barat menggelar Program Jelajah OPOP. Perjalanan jurnalistik ini turut didukung oleh Humas Jabar dan Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat, Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Jawa Barat, Bank BJB, BSI dan XL Axiata.