Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lahirkan Pesantren dari Hasil Produksi Genteng, As-Sakinah Ajarkan Santri Mandiri

Santri pesantren dinilai perlu untuk memiliki keterampilan dalam menjalankan usaha, sehingga tidak hanya bisa mengaji, tapi juga bisa berbisnis. 
Pemilik Pesantren A-Sakinah Aseng Nur Qomarudin/Bisnis
Pemilik Pesantren A-Sakinah Aseng Nur Qomarudin/Bisnis

Bisnis.com, MAJALENGKA-- Santri pesantren dinilai perlu untuk memiliki keterampilan dalam menjalankan usaha, sehingga tidak hanya bisa mengaji, tapi juga bisa berbisnis. 

"Santri di sini tidak hanya diajarkan ngaji, tapi juga ngejo [mencari makan]," kata Pemilik Pesantren A-Sakinah Aseng Nur Qomarudin, di Dusun Ciwalur, Desa Burujul Kulon, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Rabu (28/6/2023). 

Untuk itu, ia selalu melibatkan santrinya untuk mulai bisa melihat dan mengelola bisnis produksi genteng yang menjadi produk unggulan pesantrennya. Menurutnya, lantaran produksi genteng ini termasuk pekerjaan kasar, sehingga para santri hanya dilibatkan dalam proses pengelolaan saja.

"Ini termasuk kerja kasar, jadi nanti santri hanya diajak untuk membantu menghitung genteng, dan diperlihatkan serta diperkenalkan bagaimana sebenarnya produksi genteng dari awal hingga akhirnya dijual," jelas Aseng. 

Ia menjelaskan, usaha produksi genteng dengan merek Tenang Jaya ini sebenarnya mulai dijalankan oleh orang tuanya. Hingga akhirnya bisa melahirkan pesantren As-Sakinah. 

"Jadi bukan bikin pesantren dulu baru usaha genteng, tapi hasil dari jualan produksi genteng ini akhirnya jadi pesantren," imbuh Aseng yang merupakan lulusan Pondok Pesantren Gontor ini. 

Dalam satu bulan, ia mengaku bisa menjual rata-rata hingga 100 ribu lembar genteng per bulan untuk konsumen yang berasal daerah Jawa Barat dan sebagian Jawa Tengah. 

"Sekarang lagi banyak pesanan, cuma karena mesin pencetaknya kurang, jadi kita optimalkan saja yang ada," jelasnya. 

Dari hasil penjualan gentengnya tersebut, ia membagi keuntungan dalam beberapa saku. Salah satunya adalah masuk ke pesantren untuk biaya operasional. 

"Saya selalu menekankan ke santri, terutama santri-santri yang sudah besar, untuk bisa hidup mandiri, termasuk pesantren ini pun sebenarnya sudah bisa hidup dari usaha genteng ini," imbuhnya. 

Ia pun berharap, dengan masuknya pesantrennya dalam program One Pesantren One Product (OPOP) Pemerintah Provinsi Jawa Barat, bisa meningkatkan skala bisnis yang saat ini tengah ia bangun. 

"Alhamdulillah kita saat ini banyak juga konsumen baru dari teman-teman pesantren lain yang akan membangun, itu belanjanya ke kita," jelasnya. 

Bisnis Indonesia perwakilan Jawa Barat menggelar Program Jelajah OPOP. Perjalanan jurnalistik ini turut didukung oleh Humas Jabar dan Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat, Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Jawa Barat, Bank BJB, BSI dan XL Axiata.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dea Andriyawan
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper