Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mega Proyek TPPAS Cirebon Diminta Segera Berjalan

Volume sampah di TPA Gunung Santri saat sudah menembus lebih dari 75.000 ton.
Masalah sampah di wilayah Segitiga Rebana
Masalah sampah di wilayah Segitiga Rebana

Bisnis.com, CIREBON—Pemerintah Kabupaten Cirebon meminta, pembangunan Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah atau TPPAS Cirebon Raya di wilayah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat segera dibangun dan beroperasi.

Kepala Bidang Kebersihan dan Pertamanan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Cirebon, Agus Mukhlis menyebutkan, keberadaan TPPAS nantinya bisa mengurangi beban Tempat Penampungan Akhir (TPA) Gunung Santri di Kecamatan Palimanan.

Agus menyebutkan, volume sampah di TPA Gunung Santri saat sudah menembus lebih dari 75.000 ton.

“Gunung santri diprediksi hanya kuat menampung hingga 2025 dan akan over kapasitas. Belum lagi, produksi sampai di Kabupaten Cirebon terus meningkat,” kata Agus di Kabupaten Cirebon, Senin (19/6/2023).

Menurut Agus, upaya lainnya yang harus dilakukan untuk mengatasi permasalahan over kapasitas di TPA yakni, dengan cara intervensi teknologi.

Dia mengatakan, pemerintah daerah saat ini tengah melakukan pengolahan sampah yang masuk ke TPA segera bisa diolah menjadi bahan daur ulang, sehingga mampu dimanfaatkan kembali oleh masyarakat.

“Ada PT Reciki yang dalam waktu dekat segera melakukan intervensi dengan cara mengolah sampah menjadi bahan baka pengganti batu bara,” kata Agus.

TPPAS Cirebon Raya berdasarkan rencana bakal dibangun di di Desa Ciwaringin Kecamatan Ciwaringin, Desa Cupang dan Desa Walahar, Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon.

Fasilitas tersebut akan menampung sampah dari wilayah Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Kuningan (Ciayumajakuning).

Konsep pengelolaan sampah TPPAS Cirebon Raya dengan teknologi Mechanical and Biological Treatment (MBT) mencapai 52 hektare. 

Hasil dari pengelolaan sampah yang ditampung dari wilayah Cirebon Raya dan Indramayu nantinya diolah menjadi refuse derived fuel (RDF) yang menjadi bahan bakar alternatif pengganti batu bara.

Rencana kapasitas pengolahan yakni 1.000 ton per hari yang dapat ditingkatkan menjadi 1.500 ton per hari. Kapasitas produksi RDF kurang lebih 350 ton per hari. 

Perusahaan di daerah Cirebon sudah memiliki minat menjadi offtaker bahan baku tersebut salah satunya Indocement.
 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hakim Baihaqi
Editor : Dinda Wulandari

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper