Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Amartha Gandeng eFishery Salurkan Rp500 Miliar untuk Budi Daya Ikan dan Udang

PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) berkolaborasi dengan eFishery salurkan modal produktif lebih dari Rp100 miliar kepada 1.600 pembudidaya ikan.
Head of Business Partnership Lending Amartha Adityo Putranto besama Head of Fund & Operation eFishery Diajeng Reisa Manik
Head of Business Partnership Lending Amartha Adityo Putranto besama Head of Fund & Operation eFishery Diajeng Reisa Manik

Bisnis.com, BANDUNG -- PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) berkolaborasi dengan eFishery salurkan modal produktif lebih dari Rp100 miliar kepada 1.600 pembudidaya ikan melalui layanan eFund (eFishery Fund) pada 2022 lalu.

Head of Business Partnership Lending Amartha Adityo Putranto mengatakan kolaborasi ini merupakan bentuk dukungan terhadap ekosistem bisnis pangan melalui penguatan potensi akuakultur. 

Melalui kolaborasi ini, ia optimis akan memberikan peluang terhadap para pelaku budi daya ikan maupun udang yang tergabung dalam komunitas eFishery untuk meningkatkan skala bisnis melalui akses finansial yang inklusif.

“Akuakultur di Indonesia memiliki potensi cukup besar untuk menjaga ketahanan pangan. Namun, keterbatasan akses permodalan menjadi salah satu tantangan bagi pembudidaya untuk meningkatkan kapasitas usahanya. Kolaborasi Amartha dengan eFishery diharapkan dapat membuka akses yang seluas-luasnya bagi para pembudidaya," kata Adityo, Rabu (7/6/2023).

Menurutnya, dalam kolaborasi yang terbangun setahun lalu ini, Amartha sukses menyalurkan modal produktif hingga Rp114 miliar hingga Mei 2023 ini.

Ia menargetkan hingga akhir 2023, pihaknya mampu menyalurkan Rp500 miliar melalui program “Kasih Bayar Nanti” (Kabayan) yang merupakan bagian dari layanan eFishery mall (eMall).

Berbeda dengan skema tanggung renteng yang biasanya diterapkan pada mitra Amartha yang mayoritas merupakan pelaku usaha ultramikro dan mikro, lewat program Kabayan, pembudidaya ikan di ekosistem eFishery dapat mengajukan pinjaman mulai dari Rp3 juta-100 juta, dengan tenor satu sampai enam bulan.

Di samping tujuan untuk memperluas layanan keuangan inklusif di sektor akuakultur, kolaborasi ini juga salah satu implementasi prinsip keberlanjutan yang dijalankan oleh Amartha, di mana penyediaan akses keuangan turut berkontribusi dalam mendukung ketahanan pangan lewat akuakultur yang lebih sustainable.

Adityo optimis kolaborasi ini dapat mempercepat akselerasi penyaluran modal usaha kepada UMKM.

“Amartha berkomitmen untuk memajukan ekonomi akar rumput dengan menjangkau segmen pasar yang lebih masif melalui kolaborasi dari berbagai stakeholder dan beragam sektor. Dengan aktifnya kolaborasi yang dilakukan, Amartha berharap dapat berkontribusi pada kemajuan nasional,” tutup Adityo.

Head of Fund & Operation eFishery Diajeng Reisa Manik mengatakan Indonesia memiliki potensi besar di industri akuakultur yang memenuhi empat indikator pengukuran ketahanan pangan, yaitu harga pangan, ketersediaan pasokan, kualitas nutrisi, serta keberlanjutan dan adaptasi. 

Hal ini pun diperkuat dengan fakta bahwa Indonesia saat ini tercatat sebagai negara penghasil perikanan budi daya terbesar kedua di dunia dengan volume produksi 14,8 juta ton, dan berdasarkan prediksi FAO, perikanan budidaya Indonesia akan tumbuh sebesar 26 persen pada 2030.

“Program Kabayan dirancang untuk membantu pembudidaya mendapatkan akses permodalan dan teknologi yang inklusif. Data kami menunjukkan realisasi program Kabayan meningkat 250 persen setiap tahunnya dan di tahun ini peningkatan realisasi program Kabayan mencapai lebih dari Rp228 miliar," kata wanita yang akrab disapa Reisa ini.

Sementara dari sisi pendapatan usaha pembudidaya, rata-rata mengalami peningkatan setelah bergabung dengan eFishery. Di sisi lain, pihaknya meyakini bahwa sektor akuakultur masih sangat berpotensi untuk terus berkembang. 

"Oleh karena itu, kami berharap hadirnya eFishery mampu memecahkan masalah mendasar di industri akuakultur, mengatasi permasalahan pangan, menghadirkan teknologi yang terjangkau, serta memberikan akses inklusif terhadap ekonomi digital, salah satunya dengan kerja sama ini," kata Reisa.

Ia menjelaskan, melalui akses inklusif yang didapatkan dengan bergabung eFishery, pembudidaya di setiap skala usaha mengalami peningkatan positif dalam pendapatan rata-ratanya. 

Bahkan berdasarkan laporan berjudul “Kontribusi Ekosistem eFishery terhadap Perekonomian Nasional dari Sektor Akuakultur” yang dikeluarkan oleh eFishery dan LD FEB UI, sebanyak 58,7 persen pembudidaya ikan dan petambak udang dari ekosistem eFishery merasa optimis untuk membangun usahanya di masa mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dea Andriyawan
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper