Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Produksi Garam Kabupaten Cirebon Terus Merosot

Cuaca buruk yang kerap terjadi dalam beberapa tahun terakhir ditengarai sebagai biang kerok permasalahan tersebut.
Hakim Baihaqi
Hakim Baihaqi - Bisnis.com 16 Maret 2023  |  13:20 WIB
Produksi Garam Kabupaten Cirebon Terus Merosot
Pekerja tampak beraktivitas di sentra produksi PT Garam (Persero) - Dok. PT Garam

Bisnis.com, CIREBON - Produksi garam di Kabupaten Cirebon semakin tidak memuaskan. Cuaca buruk yang kerap terjadi dalam beberapa tahun terakhir ditengarai sebagai biang kerok permasalahan tersebut. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) produksi garam di Kabupaten Cirebon sepanjang 2022 hanya sebesar 908 ton. Angka tersebut lebih dibandingkan tahun 2021 sebanyak 1.203 ton. 

Daerah produksi garam terbanyak di kabupaten tersebut yakni Kecamatan Pangenan dengan hasil 400 ton. Kemudian, Kecamatan Kapetakan menjadi daerah terbanyak dengan hasil 285,7 ton.

Petani garam, Ismail Marzuki mengatakan nasib petani kian tidak menentu. Anomali iklim yang terjadi membuat ia harus tepuk jidat lantaran terus mengalami gagal panen sepanjang 2022.

Cuaca buruk tersebut, membuat curah hujan tinggi dan beberapa kali terjangan banjir rob. 

"Harusnya musim kemarau tahun kemarin para petani di Pangenan bisa melakukan panen. Namun, musim kemarau singkat membuat proses penggaraman menjadi rusak," kata Ismail kepada Bisnis.com, Kamis (16/3/2023). 

Ismail mengatakan, sepanjang 2023 ini tidak ada yang melakukan produksi garam. Sehingga, petani tak memiliki cadangan garam untuk dijual. 

"Tahun ini juga parah, belum produksi aama sekali. Padahal, harga garam saat ini Rp3.000 ribu per kilonya dan itu sangat bagus," kata Ismail. 

Akibat hal tersebut, sebagian petani garam di wilayah timur Kabupaten Cirebon ini terpaksa melakukan alih profesi menjadi petani bawang atau jenis sayur lainnya. 

Sebagian petani lainnya, kata Ismail, terpaksa mengambil pekerjaan serabutan di luar Kabupaten Cirebon. "Aktivitas mencari uang harus berjalan, masa harus menunggu garam saja," kata Ismail.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

garam cirebon
Editor : Ajijah

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    Terpopuler

    Download Aplikasi E-Paper sekarang dan dapatkan FREE AKSES selama 7 hari!
    back to top To top