Bisnis.com, CIREBON - Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Cirebon terus melakukan pendataan terhadap pertani yang areal persawahannya terendam banjir dan terpaksa melakukan penanaman ulang.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Distan Kabupaten Cirebon Samsina mengatakan lebih dari 4.000 hektare sawah di Kabupaten Cirebon harus melakukan tanam ulang.
“Kami terus melakukan pendataan untuk pengajuan bantuan benih ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan tim di lapangan terus bekerja,” kata Samsina di Kabupaten Cirebon, Senin (6/3/2023).
Samsina menyebutkan, proses pendataan harus dilakukan secara tepat, sehingga penerima bisa mendapatkan benih sesuai kebutuhan.
“Dari 4.000 lahan tanaman padi yang harus tanam ulang, sudah terdata sekitar 80 persen, sedangkan sisanya masih terus dilakukan pendataan,“ katanya.
Samsina menyebutkan, sepanjang 2023 ini ada 5.760 hektare lahan pertanian padi terkena dampak banjir. Ribuan hektare lahan pertanian tersebut berada di 13 kecamatan.
Belasan kecamatan tersebut yakni, Astanajapura, Mundu, Pangenan, Mundu, Plered, Gunungjati, Kapetakan, Arjawinangun, Panguragan, Susukan, Gegesik, Kaliwedi, Suranenggala, dan Jamblang.
Kawasan pertanian yang paling banyak terkena dampak banjir ada di Kecamatan Kapetakan. Wilayah bagian utara ini, 1.795 hektare lahannya terendam banjir.
Selain Kapetakan, bencana banjir yang melanda pun merendam lahan pertanian padi di Kecamatan Gegesik. Tercatat, ada 1.121 hektare ikut terendam.
Selain itu, dari 5.760 hektare lahan yang ada di Kabupaten Cirebon ini, 3.478 hektare lainnya mengalami gagal tanam. Terbanyak ada di Kecamatan Kapetakan mencapai 1.380 hektare.
Kejadian yang terjadi pada awal 2023 ini, terparah dalam 5 tahun terakhir dan menyebabkan kerugian hingga Rp23 miliar.