Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ridwan Kamil Minta Pendataan Pemilih Pemilu 2024 Lebih Akurat

Gubernur Jabar Ridwan Kamil meminta penyelenggara Pemilu 2024 memperhatikan masalah yang timbul dalam data pemilih.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil/Humas Jabar
Gubernur Jabar Ridwan Kamil/Humas Jabar

Bisnis.com, BANDUNG--Gubernur Jabar Ridwan Kamil meminta penyelenggara Pemilu 2024 memperhatikan masalah yang timbul dalam data pemilih.

Ridwan Kamil mengatakan pemilu yang berlangsung pada tahun depan memiliki tantangan tersendiri. Kondusivitas wilayah pun harus dijaga. 

Sejauh ini, pihaknya terus berkoordinasi dengan instansi yang terlibat, seperti Polri, partai politik hingga penyelenggara pemilu.

Menurutnya masalah yang harus segera diselesaikan adalah pendataan pencoblos. Jangan sampai ada warga yang milikii hak pilih terlewat, begitu pula sebaliknya, ada warga yang sudah tak memiliki hak pilih namun tetap tercatat.

“Jangan sampai kalau sudah meninggal ini ada tercatat sebagai pencoblos atau usianya yang belum dijadikan orang yang bisa mencoblos terus di-update dan diverifikasi. Dari pengalaman dua kali pemilu kinerja dari KPU sangat detail sangat akurat jadi pasti ada hal-hal seperti ini maka harus dilakukan penyempurnaan,” katanya di Bandung, Rabu (15/2/2023).

Pihaknya berharap bahwa pesta demokrasi bisa berjalan dengan baik. Ketika ada masalah, semua bisa diselesaikan dengan solusi yang bisa diterima. 

Terlebih, diprediksi bahwa penyelenggaraan pemilu tahun depan dihadapkan distorsi semacam informasi hoaks. Ini menjadi tantangan, khususnya di Jawa Barat dengan pemilih terbesar, sebanyak 35 juta jiwa.

“(Pemilu harus) berjalan dengan kondusif, damai dengan mengedepankan sebuah proses yang sifatnya solutif dan menyenangkan karenanya akan dirutinkan forum silaturahmi ini antara semua pengambil keputusan pemangku kepentingan khususnya di ekosistem politik Jawa Barat,” katanya.

Menurutnya Jawa Barat punya pengalaman mampu menyelenggarakan pemilu yang kondusif namun perlu diantisipasi pula menyebarnya berita hoaks di masyarakat.

“Dari pengalaman 2014 dan 2019 secara umum sangat kondusif hanya yang meningkat hanya distorsi-distorsi informasi yang menjadi sumber hoaks surveinya juga menyebut 60 persen dipercayai dan beredar di handphone,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper