Bisnis.com, SUMEDANG - Kabupaten Sumedang kini sudah dideklarasikan bergabung dalam Fab City Network, yaitu jaringan kota-kota di dunia yang peduli dengan transformasi digital berbasis pembangunan berkelanjutan dan ekonomi sirkuler.
Dalam deklarasi tersebut, ada lebih dari 500 partisipan dari 34 negara yang mengikuti Bali Fab Fest yang dibuka oleh Gubernur Bali tersebut, serta dihadiri Steering Committee Fab Fest (Ilham Habibie), Exective Director Fab City Foundation (Thomas Diaz), serta beberapa kepala daerah.
"Sumedang sekarang sudah bergabung dengan jaringan global Fab City Network untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam membangun kemandirian kota berbasis potensi yang dimiliki dengan bantuan teknologi digital. Saya berharap best practices dari berbagai negara bisa diadopsi dan diadaptasi oleh Sumedang. Demikian sebaliknya, praktik baik di Sumedang diharapkan bisa menginspirasi dunia," ujar Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir, dalam rilis yang diterima Bisnis, Selasa (18/10/2022).
Menurut Dony, dalam menyelesaikan berbagai persoalan di masa kini dan ke depan, kita tidak bisa lagi sendirian, harus berbagi dengan entitas lain di berbagai belahan dunia. Praktik baik di berbagai negara bisa dengan mudah kita amati, tiru, modifikasi dan dieksekusi di Sumedang.
"Kita memasuki dunia tanpa batas (the borderless world). Saatnya Sumedang go international. Belajar dari kearifan dunia dan memberi inspirasi kepada dunia. Tentu dengan terlebih dahulu memberikan atensi kepada kepentingan lokal dan nasional. Sumedang sendiri tengah fokus meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memanfaatkan teknologi. Contohnya dalam penanganan stunting berbasis digital," ucap Dony.
Pada kesempatan tersebut, Ilham Habibie menyampaikan apresiasi kepada Sumedang. Dikatakan pula bahwa transformasi digital di Indonesia baru memasuki fase pertama, yakni fokus di hilir sebagai konsumen produk digital.
"Saya mengucapkan terima kasih bahwasannya Sumedang sudah menyatakan diri menjadi bagian dari jaringan Feb City sedunia. Kita semua memahami transformasi digital di Indonesia yang menurut paham banyak orang baru permulaan. Kita bisa mengkonsumsi lebih mudah, cepat dan lebih murah secara digital. Yang belum kita melihat adalah sebanyak mungkin diberdayakan agar kita bukan hanya sebagai konsumen, tetapi produsen," ungkap Ilham.
Ditegaskan Ilham bahwa, Fab City Network mendorong transformasi digital di hulunya, dimana anggotanya diharapkan menjadi produsen, yakni memproduksi sendiri berbagai kebutuhan dengan memanfaatkan potensi lokal dan kemajuan teknologi digital. Terutama di sektor manufacturing, energi dan pangan.
Thomas Diaz, Executive Direktor Fab City Foundation memberikan apresiasi dan dukungan kepada Kabupaten Sumedang yang sudah bergabung di Fab City Network.
"Kami mengapresiasi perkembangan transformasi digital di Sumedang dan sekarang bergabung di Fab City Network. Selamat untuk Sumedang," ucapnya.
Bali Fab Fest adalah festival yang terdiri dari workshop, seminar, study tour mengenal fabrikasi digital (digital fabrication), inovasi dan manufacturing yang terdistribusi. Kegiatan ini menghadirkan dan mempertemukan jaringan Fab Labs dari 32 negara.
Adapun jumlah Fab Labs di seluruh dunia saat ini mencapai 2.500. Fab Labs sendiri merupakan sebuah ruang yang memfasilitasi maker untuk menghasilkan produk inovatif dengan teknologi terbaru, seperti 3D printer dll.
Fab City Network adalah sebuah jaringan yang mempertemukan berbagai negara, daerah dan kota di seluruh dunia untuk saling berinteraksi dan bersinergi demi mewujudkan ekonomi yang lebih berkelanjutan dan regeneratif (hijau/lestari).
Ide besar Fab Labs yang digagas oleh Fab City Foundation adalah untuk mendorong penciptaan produk dan inovasi berbasis material lokal dan lebih ramah lingkungan dengan dibantu teknologi canggih.
Saat ini Indonesia sedang melakukan proses transformasi digital dan memiliki sumber daya yang memadai untuk memenuhi apa yang diinginkan.
Fab City Network membantu kondisi tersebut dan mengajak masyarakat Indonesia berinteraksi dengan masyarakat global guna menemukan aktivitas baru dengan memanfaatkan teknologi digital untuk membuat produk sendiri tanpa harus tergantung pada impor, menambahkan nilai kebaruan dalam produk, serta bisa meminimalisir biaya produksi.
Skema ini diharapkan akan mengurangi emisi, serta meningkatkan kualitas lingkungan dan menjamin keberlanjutan pembangunan. (K34)