Bisnis.com, BANDUNG—Dinas Perindustrian dan Perdagangan bekerja sama dengan Dekranasda Jawa Barat terus menggulirkan program pemberdayaan UMKM dan generasi muda.
Salah satu dorongan riil tersebut diresmikannya Rumah Belajar Batik di Kota Tasikmalaya, Sabtu (20/8) oleh Ketua Dekranasda Jabar Atalia Praratya Kamil didampingi Kadisperindag Jabar Iendra Sofyan.
Rumah Belajar Batik Tasikmalaya didirikan lewat kolaborasi Dekranasda Jabar dengan Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) dan Bank HSBC.
Atalia mengatakan di rumah ini sebanyak 3.200 usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Tasikmalaya akan diberikan pengetahuan lengkap membatik yang dipandu oleh perajin batik kenamaan Komar selama satu tahun.
"Ini satu hal yang sangat kita tunggu karena kita tak ingin warisan budaya batik ini hilang karena tak ada regenerasi," kata Atalia.
Tak hanya untuk pelestarian budaya, Rumah Belajar Batik Tasikmalaya juga bertujuan untuk meningkatkan perekonomian warga.
Pasalnya, dari 3.200 peserta, 3.000-an merupakan UMKM terdampak Covid-19 yang penghasilannya menurun.
Mereka diberikan peningkatan ilmu kewirausahaan, literasi keuangan dan digitalisasi. "Jadi warisan budaya batiknya lestari, kesejahteraan warga juga meningkat," ucap Atalia.
Atalia mengungkapkan pula, sebanyak 58.000 UMKM di Jabar terdampak pandemi Covid-19, dan di Kota Tasikmalaya tercatat 6.900 UMKM yang rata-rata sektor kerajinan dan fesyen pendapatannya menurun tajam.
Ia berharap, hadirnya Rumah Belajar Batik Tasikmalaya mampu mendongkrak perekonomian mereka bahkan bisa lebih meningkat.
"Mereka kita tingkatkan pengetahuannya, keterampilan membatiknya, hingga bagaimana pemasaran yang baik melalui digital untuk meningkatkan kesejahteraan sampai akhirnya terwujud kemandirian ekonomi," tutur Atalia.
Rumah Belajar Batik Tasikmalaya lokasinya berada di pusat Kota Tasikmalaya, tepatnya di Jalan Perintis Kemerdekaan persis di samping Kerabat Store di komplek Lingkung Industri Kerajinan.
Di rumah belajar batik ini terdapat ruangan untuk membuat pola batik, mencanting, menjahit, dan ruang belajar kewirausahaan.
"Ada ruang-ruang belajar yang sangat sesuai dengan kebutuhan, ruang membuat pola, mencanting, menjahit bahkan belajar kewirausahaan, bagaimana cara pemasaran baik langsung, maupun digital," sebut Atalia.
Di rumah belajar batik ini juga terdapat area pengelolaan limbah batik, sehingga aspek lingkungan tetap terjaga.
"Di tempat ini juga diajari bagaimana mengelola limbahnya. Jadi tak hanya memikirkan karya dan keuntungan, tapi juga bagaimana dampaknya terhadap lingkungan yang harus tetap diperhatikan," ujarnya.
Atalia berharap rumah belajar batik kerja sama dengan YCAB dan HSBC ini hadir di 27 kabupaten/ kota di Jabar karena potensi batik Jabar sangat tinggi terlihat dari ragam motif batik yang berbeda-beda di tiap wilayah.
"27 kabupaten/ kota mempunyai motif batik masing-masing, tapi sayangnya tak banyak yang memiliki kemampuan untuk membatiknya. Jadi saya harap rumah belajar batik ini hadir tak hanya di Tasikmakaya, tapi se-Jabar," harap Atalia.
Kadisperindag Jabar Iendra Sofyan mengatakan peresmian Rumah Belajar Batik Tasikmalaya bertujuan untuk membangun keterampilan generasi muda usia produktif dalam mengembangkan kerajinan batik.
"Juga guna membangun keterampilan kewirausahaan guna membuka peluang lapangan kerja baru bagi masyarakat di Tasikmalaya khususnya dan Jawa Barat pada umumnya," katanya.
Rumah Belajar Batik Tasikmalaya menurutnya fokus pada tiga materi utama untuk peserta, yakni kurikulum pembuatan batik tulis maupun cap, kewirausahaan dan literasi keuangan.
Pelatihan pembuatan batik tulis diawali dengan tahapan pembuatan sketsa, penjiplakan ke kain, pelilinan (klowong), pengisian motif (isen-isen), pewarnaan, penutupan hingga pelorodan.
Adapun materi yang diberikan tidak terbatas pembekalan materi pemasaran dan pembuatan batik saja, namun juga diperkaya dengan materi menjahit dan juga bordir. Serta menyediakan akses modul literasi keuangan melalui pelatihan online yang interaktif dan menar
Diharapkan setelah peserta memperolah pembelajaran di Rumah Batik dapat memberikan pelatihan keterampilan vokasi yang akan menjadi bekal bagi para peserta untuk mandiri, bahkan menciptakan lapangan kerja baru di Tasikmalaya dan Jawa Barat.
"Sampai saat ini, kami telah menjangkau penerima manfaat sebanyak 3.000 orang peserta yang mengikuti pelatihan literasi keuangan dari area Jawa Barat, dan sebanyak 150 peserta terpilih mengikuti pelatihan vokasi membatik dan bimbingan pelatihan bisnis," ujar Iendra.
Iendra juga menyebutkan, sejak April 2022 sampai saat ini, Rumah Belajar Batik Tasikmalaya telah memberikan modul pelatihan kewirausahaan, literasi keuangan serta literasi digital, guna mencetak sejumlah-batik-preneur yang mumpuni di Tasikmalaya dan Jawa Barat.
Sedangkan sasaran penerima manfaat Rumah Belajar Batik, adalah anak muda putus sekolah yang berasal dari kelompok prasejahtera dan memberikan mereka kesempatan untuk meningkatkan kesejahteraan dengan menjadi seorang Batikpreneur dan menciptakan lapangan kerja.
"Dengan target dapat membantu bisnis UMKM di Kota Tasikmalaya tumbuh hingga 80% dengan angka penyerapan tenaga kerja sebesar 1,5 kali lipat," katanya.