Bisnis.com, CIREBON - Usman Efendi, petani di Desa Tegalsari, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, berhasil menemukan padi varietas baru. Padi tersebut merupakan kawin silang antara varietas Ciherang Mantap dengan Inpari 32.
Ditemui di lahan pertaniannya yang berada di Jalan Nyi Gede Cangkring, Kecamatan Plered, Minggu (14/8/2022), Usman menyebutkan rencana kawin silang dua benih padi tersebut sudah dilakukannya sejak lima tahun lalu.
Namun, proses panjang itu baru membuahkan hasil pada 2022 dan segera panen dalam waktu dekat ini.
"Varietas Ciherang Mantap itu sebenarnya memiliki keunggulan bagus dan disukai para tengkulak. Tetapi, kalau dikawin silang dengan Inpari 32 sepertinya bakal lebih bagus. Ternyata, benar lebih baik pada uji coba pertama ini, "kata Usman kepada Bisnis.com.
Usman mengatakan, varietas baru yang belum ia beri nama ini memiliki keunggulan dibandingkan dengan jenis lainnya. Dalam 1,5 hektare lahan padi, hanya menghabiskan pupuk semiorganik sebanyak tiga kwintal.
Sementara, untuk lahan pertanian lainnya dengan luas yang sama, paling sedikit membutuhkan tujuh kwintal pupuk dan kebutuhan suplai air jauh lebih banyak.
"Hasil produksi dari 1,5 hektare lahan bisa mencapai 7 ton gabah. Sementara, untuk lahan pertanian padi lainnya di Kecamatan Plered hanya mampu menghasilkan lima ton. Kemudian, untuk masa tanam cuma 80 hari," kata Usman.
Setelah uji coba pertama ini sukses, Usman berencana bakal membagikan bibit baru tersebut kepada para petani di wilayah Kecamatan Plered dan sekitarnya.
Dikatakan Usman, permasalahan para yang kerap dialami para petani di kawasan utara yakni, hasil panen tidak sebanding dengan hasil produksi.
"Saya punya pemikiran-pemikiran itu kasihan sama petani, karena tahun depan subsidi ponska dikurangi. Makanya bagaimana caranya agar hasilnya tetap maksimal, tapi biayanya lebih irit," ujar Usman.
Usman berharap, hasil temuannya tersebut bisa mendapatkan hak paten. Sehingga, nantinya bisa membantu meningkatkan kualitas produksi padi di Kabupaten Cirebon dan mampu bersaing dengan daerah lumbung padi lainnya.
"Saya berharap kepada pemerintah bisa membantu mengurus hak paten atau mencoba tanam varietas baru ini lahan pemerintah. Itu kan pemda, punya 217 hektare lahan," kata Usman.
Sub Koordinator Pengawas Mutu Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Rojaya mengatakan, inovasi perkawinan silang benih padi tersebut diharapkan bisa membawa perubahan bagi pertanian di Kabupaten Cirebon.
Metode yang dikembangkan Usman Efendi, kata Rojaya, menghasilkan panen di atas rerata varietas pada umumnya.
"Temuan Usman efendi itu memang menarik untuk dikembangkan. Karena salah satu manfaat pupuk organik adalah meningkatkan hasil bobot per satuan luas," kata Rojaya.
Rojaya mengatakan, terkait permintaan hak paten merupakan kebijakan Balai Pengawasan dan Sertifikasi Pertanian (BPSBP), bukan Dinas Pertanian.
"Mungkin BPSBP yang bisa menentukan bahwa varietas ini bisa dirilis atau tidaknya. Tapi untuk konsumsi pribadi sebagai pembanding sih bisa," katanya.