Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

1,4 Juta Siswi SMA/SMK di Jabar Bakal Rutin Minum Tablet Penambah Darah, Ada Apa?

Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Dedi Supandi mengatakan tablet penambah darah ini rencananya diberikan kepada remaja putri Jabar oleh Kemenkes Jabar.
Sebanyak 1,4 juta remaja putri siswa SMA/SMK di Jawa Barat usia 12-18 tahun akan rutin diberikan tablet penambah darah untuk meminimalisir terjadinya berbagai penyakit.
Sebanyak 1,4 juta remaja putri siswa SMA/SMK di Jawa Barat usia 12-18 tahun akan rutin diberikan tablet penambah darah untuk meminimalisir terjadinya berbagai penyakit.

Bisnis.com, BANDUNG - Sebanyak 1,4 juta remaja putri siswa SMA/SMK di Jawa Barat usia 12-18 tahun akan rutin diberikan tablet penambah darah untuk meminimalisir terjadinya berbagai penyakit.

Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Dedi Supandi mengatakan tablet penambah darah ini rencananya diberikan kepada remaja putri Jabar oleh Kementerian Kesehatan melalui Dinas Kesehatan (Kemenkes) Jabar.

"Hari ini untuk remaja putri yang minum saya perkirakan kurang lebih 1,4 juta (orang) yang terdiri dari anak-anak remaja di sekolah, SMA/SMK sederajat dan juga sebagian SMP dan sebagian di lingkungan Kementerian Agama," ujar Dedi Supandi di sela Kampanye Gizi Seimbang dan Gebyar Minum Tablet Tambah Darah (TTD) di Gedung Sate, Bandung, Kamis (11/8/2022).

Nantinya, dosis tablet penambah darah ini akan dikonsumsi oleh remaja putri secara berkala satu tablet untuk satu minggu. Pihaknya akan memberikan kartu monitoring dan evaluasi program tersebut.

"Dan selain kartu itu ada aplikasi ceria, aplikasi itu ada di playstore. Aplikasi itu juga mengingatkan akan bunyi jika belum minum," katanya.

Menurutnya berbagai dampak kesehatan akan muncul bilamana kekurangan darah. Sementara remaja putri tentunya memiliki potensi yang besar mengalami berbagai macam jenis penyakit yang ditimbulkan oleh kekurangan darah tersebut.

Dia menyebutkan, penyakit anemia sendiri kini menjangkit 41,8 persen masyarakat Jabar.

"Jika mereka terkena anemia maka dari anemia ini akan berdampak kepada gejala gejala kalau di remaja mengganggu pemikiran, pembelajaran dan lain sebagainya," jelas Dedi.

Tidak hanya itu, menurut Dedi Supandi,
anemia juga akan berdampak kepada wanita bilamana hamil dan melahirkan. Di mana kekurangan darah akan memicu munculnya kondisi stunting terhadap anak.

"Maka Hari ini kita lakukan serentak untuk membudayakan minum tablet tambah darah," katanya.

Dedi berharap, melalui gerakan minum tablet tambah darah ini mampu menjadikan Indonesia terbebas dari anemia dan mampu zero stunting pada 2045 nanti.

"Tujuannya adalah memersiapkan remaja remaja putri yang ke depannya mereka akan menjadi ibu hamil yang ke depannya, mereka akan menjadi pencipta generasi emas agar 2045 bebas anemia dan zero stunting," katanya.

Sementara itu Ketua Tim Penggerak PKK Kota Bandung, Atalia Praratya Kamil mengatakan remaja putri berpotensi mengalami anemia. Hal ini didasari oleh berbagai kebiasaan yang dialami dan sistem hormon dengan adanya menstruasi.

Di antaranya, cukup banyak remaja putri yang menjalani diet ketat namun secara gizi tidak terpenuhi dengan baik sehingga tidak seimbang. Di tambah oleh banyaknya aktivitas yang dijalani dalam keseharian.

"Dengan kita berikan TTD ini agar sehat dan menghadirkan generasi yang tidak stunting, jadi sehat mulai dari remaja putri," ujar Atalia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper