Minat Jadi PMI di Kabupaten Cirebon Masih Tinggi, Gaji di Luar Negeri Lebih Besar

Bupati Cirebon Imron Rosyadi mengatakan alasan masih banyak warga yang berminat menjadi PMI, lantaran pengahasilan yang didapatkan lebih tinggi dibandingkan bekerja di dalam negeri.
Buruh migran Indonesia sedang berlatih meracik minuman bubble tea di Taiwan yang diselenggarakan oleh Global Workers Organization (GWO), LSM Taiwan, Minggu (8/7/2018)./Bisnis-Hery Trianto
Buruh migran Indonesia sedang berlatih meracik minuman bubble tea di Taiwan yang diselenggarakan oleh Global Workers Organization (GWO), LSM Taiwan, Minggu (8/7/2018)./Bisnis-Hery Trianto

Bisnis.com, CIREBON - Minat warga Kabupaten Cirebon bekerja sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) masih tinggi. Hal itu membuat kabupaten tersebut menjadi salah satu daerah penyumbang terbanyak pekerja migran.

Bupati Cirebon Imron Rosyadi mengatakan alasan masih banyak warga yang berminat menjadi PMI, lantaran pengahasilan yang didapatkan lebih tinggi dibandingkan bekerja di dalam negeri.

Terpenting, menurut Imron, warga Kabupaten Cirebon yang bekerja di luar negeri harus menjadi nama baik Indonesia dan daerah. Beberapa kasus sebelumnya, dianggap merugikan.

"Harus jaga nama baik. Jangan lupa, gaji yang diterima bekerja di luar negeri, sebagiannya harus disimpan supaya bisa menjadi modal saat kembali ke tanah air," kata Imron di Kabupaten Cirebon, Senin (16/5/2022).

Imron menambahkan di balik besarnya remitansi yang dikontribusikan PMI pada pembangunan baik di negara asal dan tujuan, sayangnya tidak berbanding lurus dengan upaya perlindungan.

Lanjut Imron, PMI Kabupaten Cirebon masih dihadapkan kasus kekerasan, penipuan, jeratan hutang, penelantaran anak, perceraian hingga gangguan kejiwaan yang hingga saat ini belum tertangani secara baik.

"Kami meminta kepada pemerintah pusat untuk memberikan sanksi tegas kepada biro atau jasa pemberangkatan PMI yang tidak bertanggung jawab terhadap keamanan pekerja tersebut," sambungnya.

Belum lama ini, sebanyak 49 warga Kabupaten Cirebon lulusan dari LPK Grand Wisata Cirebon diberangkatkan ke luar negeri. Mereka akan bekerja di beberapa kapal pesiar internasional berbendera Ingris dan Amerika Serikat.

Direktur LPK Grand Wisata Cirebon Ali Wardana mengatakan selama 12 tahun lembaga tersebut berdiri, tercatat lebih 3.000 lulusannya bekerja  di beberapa kapal pesiar internasional.

"Artinya, lulusan dari tempat kami memiliki kualitas untuk bekerja di luar negeri," katanya.

Sebanyak dua wilayah di Ciayumajakuning, Jawa Barat, masuk ke dalam lima besar penyumbang Pekerja Migran Indonesia (PMI) terbanyak pada periode triwulan I 2022 (Januari-Maret).

Dua wilayah di Ciayumajakuning tersebut yakni, Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Cirebon.

Berdasarkan data dari Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Kabupaten Indramayu berada di urutan pertama dengan jumlah keberangkatan PMI sebanyak 1.726 orang.

Sementara Kabupaten Cirebon, ada di urutan ke-empat dengan jumlah PMI yang berangkat sebanyak 882 orang.

Sementara, lima provinsi penyumbang PMI terbanyak yaitu, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Lampung, dan Bali.

Kemudian, ada 10 negara tujuan para PMI untuk bekerja, termasuk dari Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Cirebon, yakni Hong Kong, Taiwan, Jepang, Singapura, Saudi Arabia.

Lalu, Korea Selatan, Italia, Polandia, Turki, dan Maladewa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hakim Baihaqi
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper