Bisnis.com, CIREBON - PT Sarana Pembayaran Syariah (SPS) menggandeng At-Taqwa Centre di Kota Cirebon untuk meningkatkan transaksi digital melalui aplikasi Hijrah.
Product manager PT SPS Ahmad Zahir menyebutkan aplikasi yang digagas oleh marbut masjid ini merupakan fintech syariah yang bisa menjembatani antara pihak masjid, jamaah, dan bank syariah.
Ahmad mengatakan pihaknya sengaja menggandeng Masjid At-Taqwa untuk hadir dalam aplikasi tersebut, lantaran masjid tersebut merupakan salah satu pusat kegiatan agama Islam terbesar di Kota Cirebon.
"Intinya, kami mendukung Masjid At-Taqwa sebagai masjid berbasis teknologi digital. PT SPS memberikan solusi untuk membantu Masjid dalam pengelolaan secara digital yang salah satunya adanya layanan untuk pengelolaan keuangan dan membantu mewujudkan transaksi cashless di lingkungan ekosistem masjid," kata Ahmad di Kota Cirebon, Jumat (10/12/2021).
Aplikasi Hijrah diciptakan untuk membantu takmir (pengurus masjid) mengatur operasional dan keuangan masjid di era digital dan Hijrah memberikan kemudahan kepada jemaah untuk melakukan zakat, infaq dan sedekah langsung ke masjid.
Ahmad mengatakan, adanya aplikasi ini diharapkan mengembangkan potensi masjid dan menjadikan masjid sebagai pusat ekosistem ekonomi syariah.
"Dalam mengembangkan potensi Masjid di era digitalisasi, akan ada layanan sistem pembayaran syariah yang lebih inovatif, efisien dan aman bagi masyarakat," katanya.
Tercatat, lebih dari 200 masjid di Jawa Barat sudah menggunakan aplikasi tersebut dalam berbagai kegiatan. Semen
Kepala Harian Masjid At-Taqwa Ahmad Yani menyambut baik adanya aplikasi tersebut, terlebih saat ini beberapa kegiatan langsung ditiadakan untuk menghindari penyebaran Covid-19.
"Kerja sama yang berhubungan dengan upaya transformasi digital kami sangat mendukung," katanya.
Ahmad Yani mengatakan selama dua tahun terakhir pihak dari Masjid At-Taqwa menerapkan transaksi nontunai untuk menghimpun dana dari jemaah, mulai dari infaq, sedekah, atau pun zakat.
Lembaran barcode Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), kata Ahmad Yani, disebar ke beberapa pusat keramaian kotak untuk memudahkan masyarakat menyalurkan sebagian hartanya.
"Sebenarnya, kencleng kotak amal masih kami terapkan. Tapi di atas kotaknya, kami tempelkan barcode supaya semua paham," katanya.