Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Provinsi Jawa Barat Dedi Mulyadi menilai proyek revitalisasi tambak yang dicanangkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dapat berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat.
Dedi mengatakan, dengan adanya revitalisasi 20.000 hektare senilai Rp26 triliun, proyek ini diperkirakan sudah berkontribusi terhadap ekonomi Jawa Barat sebesar 26%.
“Kalau Rp26 triliun, otomatis memiliki aspek 10% pertumbuhan domestik. Artinya, hari ini stimulus pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat pergerakan ekonominya itu sudah ada 26%,” kata Dedi dalam sambutannya di Kantor KKP, Jakarta Pusat, Rabu (25/6/2025).
Lebih lanjut, Dedi menyebut bahwa revitalisasi tambak akan membuka banyak lapangan kerja bagi masyarakat di sekitar kawasan tambak.
Menurutnya, anak muda di Jawa Barat nantinya dapat bekerja pada tiga sektor, yakni penyiapan kegiatan budi daya, pengelolaan budi daya, dan pengelolaan dari sisi produksi.
“Ini siklus ekonomi yang berkelanjutan,” ujarnya.
Baca Juga
Untuk diketahui, KKP telah menyepakati kerja sama pelaksanaan program revitalisasi 20.000 hektare tambak dengan pemerintah provinsi dan pemerintah daerah di Jawa Barat. Program revitalisasi akan dilaksanakan di empat kabupaten yaitu Bekasi, Karawang, Subang, dan Indramayu.
Total lahan yang revitalisasi melalui skema kawasan hutan untuk ketahanan pangan (KHKP) kurang lebih 20.413,25 hektare. Perinciannya yaitu di Kabupaten Bekasi seluas 8.188,49 hektare, tepatnya di Kecamatan Babelan, Cabangbungin, Muaragembong, Tarumajaya.
Kemudian, Kabupaten Karawang 6.979,51 hektare di Kecamatan Batujaya, Cibuaya, Cilamaya Wetan, Pakisjaya, Tirtajaya; Kabupaten Subang seluas 2.369,76 hektare di Kecamatan Blanakan, Legonkulon, Pusakanagara dan Sukasari; dan di Kabupaten Indramayu seluas 2.875,48 hektare di Kecamatan Cantigi, Kandanghaur, Losarang, Pasekan dan Sindang.
Nantinya, komoditas yang akan dikembangkan pada program ini yaitu nila salin. Komoditas ini dipilih lantaran dinilai lebih tahan akan penyakit dan pertumbuhannya cukup cepat. Selain itu, peluang pasar domestik dan ekspor ikan tilapia sangat besar.
Lewat program revitalisasi tersebut, KKP menargetkan peningkatan produktivitas tambak budidaya menjadi 144 ton per hektare per tahun dari sebelumnya 0,6 ton per hektare per tahun.
Volume produksinya diproyeksi mencapai 1,18 juta ton dengan nilai produksi Rp30,65 triliun. Program ini pun diperkirakan menciptakan peluang pekerjaan bagi 119.100 masyarakat hulu dan hilir.