Bisnis.com, BANDUNG — Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memastikan pihaknya terus bekerja agar persoalan banjir di wilayah Bandung Selatan bisa dituntaskan. Salah satunya dengan rutin memantau progres penanganan banjir di lapangan.
Ridwan Kamil sendiri melakukan kunjungan ke lokasi Sodetan Cisangkuy. Kunjungan lapangan ini juga sekaligus menata persiapan adanya rencana Presiden Joko Widodo melihat langsung kemajuan penanganan Citarum yang saat ini dikategorikan cemar ringan dan sudah jauh lebih bersih.
Cisangkuy dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebagai tindak lanjut perintah Presiden Joko Widodo melalui Perpres No 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum.
Sodetan Cisangkuy akan mengalirkan debit banjir sebesar 215 m3/detik yang semula bermuara ke Dayeuhkolot menjadi bermuara ke Pameungpeuk sehingga mengurangi lama genangan dan luas genangan di daerah Dayeuhkolot, Baleendah, Andir, dan sekitarnya.
Menurutnya dari aspek penanganan banjir, berkat dukungan dari Presiden, kementerian dan kerja keras Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota serta BBWS Citarum dampak banjir mulai bisa dikurangi. “Yang biasanya 370 hektar, yang rutin beritanya berhari-hari, insyaallah tahun depan sudah berkurang tinggal 70 hektar,” katanya di lokasi Sodetan Cisangkuy, Kabupaten Bandung, Senin (22/11/2021).
Pihaknya mengaku tidak bisa memastikan kawasan Dayeuhkolot dan sekitarnya bebas banjir 100 persen karena fenomena ini tidak hanya disebabkan melimpahnya air saat musim hujan.
“Kita belum bisa bilang 100 persen bebas banjir karena itu menurut saya takabur. Fenomena air ini tidak melulu apa yang air kita lihat sehari-hari, tapi ada yang mempengaruhi seperti global warming yang mempengaruhi sehingga insyaallah, beritanya banjir berkurang luar biasa dari 370 tinggal 70an hektar,” tutur Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil.
Dalam kunjungan lapangan tersebut, Kang Emil juga mengaku mewawancarai sejumlah warga yang mengatakan saat ini ketinggian banjir sudah mulai berkurang. Menurutnya kabar baik ini diharapkan bisa terus berlanjut hingga akhir musim hujan mendatang. Terutama dengan efektivitas Sodetan Cisangkuy yang menelan biaya pembangunan Rp800 miliar.
Proyek ini menyodet Sungai Cisangkuy yang biasanya mengarah ke permukiman warga di Dayeuhkolot, kini menjauhi pemukiman.
“Ini melengkapi retensi Cieunteung, kemudian kolam retensi Andir insyaallah akhir tahun selesai dengan folder-folder, mudah-mudahan dalam setahun dua tahun berita baik,” tuturnya.
Berdasarkan data Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum Kementerian PUPR, sodetan atau floodway Cisangkuy yang merupakan satu sistem dengan normalisasi upstream Citarum, Embung Gedebage, Kolam Retensi Cieunteung, Terowongan Nanjung, dan peningkatan kapasitas Sungai Citarum.