Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kabupaten Cirebon Mulai Diguyur Hujan, Warga Diminta Mulai Antisipasi

Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon Juwanda mengatakan Kabupaten Cirebon beberapa kali diguyur hujan dengan intensitas tinggi.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, CIREBON - Pemerintah Kabupaten Cirebon mulai melakukan sejumlah antisipasi jelang memasuki musim penghujan. Berdasarkan laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) September ini beberapa daerah sudah diguyur hujan.

Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon Juwanda mengatakan Kabupaten Cirebon beberapa kali diguyur hujan dengan intensitas tinggi.

"Benar, sekarang sudah diguyur hujan intensitas tinggi. Tetapi sekarang sifatnya masih sporadis atau hujan lokal. Sementara hujan yang merata, diprediksi mulai Desember hingga Januari 2022," kata Juwanda di Kabupaten Cirebon, Senin (22/11/2021).

BPBD Kabupaten Cirebon saat ini sudah mempersiapkan sumber daya manusia (SDM), sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk penanggulangan hingga serta mengevakuasi korban banjir.

Selain itu, warga Kabupaten Cirebon diminta untuk siaga terhadap hujan intensitas yang mengguyur. "Jangan sampai saat hujan benar mengguyur dan banjir, banjir tidak siap," katanya.

Prakiraan musim hujan tahun 2021/2022 BMKG menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia diprakirakan mengalami awal musim hujan 2021/2022 pada kisaran bulan Oktober dan November 2021 sebanyak 232 ZOM (Zona Musim) atau sekitar 67,8 persen.

Dikutip dari keterangan BMKG, Rabu (15/9/2021), sifat hujan pada sebagian besar daerah diprediksi normal sebesar 71,4 persen, sedangkan 25,7 persen berada di atas normal, serta 2,9 persen diprakirakan bawah normal.

Adapun, puncak musim hujan 2021/2022 di sebagian besar wilayah Indonesia diprakirakan terjadi pada bulan Januari dan Februari 2022 yakni sebanyak 71,3 persen.

Bersamaan dengan musim hujan itu, BMKG memetakan daerah berpotensi mengalami banjir di Indonesia sebagai berikut:

Dasarian II September 2021 daerah yang perlu diwaspadai, sebagai berikut :

Kategori Tinggi: Papua (Kab. Deiyai, Dogiyai, Mimika, Nabire, dan Paniai)

Kategori Menengah: Jambi (Kab. Kerinci, Kota Sungai Penuh), Bengkulu (Kab. Lebong, Kab. Muko-muko), Jawa Barat (Kab. Garut, Kab. Tasikmalaya), Kalimantan Barat (Kab. Kapuas Hulu, Sintang), Kalimantan Tengah (Kab. Gunung Mas, Kapuas, Katingan, Murung Raya), Kalimantan Timur (Kab. Berau, Mahakam Ulu), Kalimantan Utara (Kab. Malinau, Nunukan), Sulawesi Tengah (Kab. Tojo Una-Una), Sulawesi Barat (Kab. Majene, Mamasa, Mamuju, Mamuju Tengah), Sulawesi Selatan (Kab. Luwu Timur, Luwu Utara), Sulawesi Tenggara (Kab. Kolaka Utara), Maluku (Kab. Buru, Buru Selatan, Maluku Tengah, Seram Bagian Barat, Seram Bagian Timur, Kota Ambon), Maluku Utara (Kab. Halmahera Selatan, Halmahera Tengah, Pulau Morotai, Tidore Kepulauan), Papua Barat (Kab. Manokwari, Sorong, Teluk Bintuni, Teluk Wondama, Kota Sorong), dan Papua (Kab. Deiyai, Dogiyai, Jayawijaya, Mamberamo Raya, Mamberamo Tengah, Mimika, Nabire, Paniai)

Dasarian III September 2021 daerah yang perlu diwaspadai sebagai berikut:

Kategori Tinggi: Papua (Kab. Deiyai, Mimika, dan Paniai)

Kategori Menengah: Aceh (Kab. Aceh Besar, Aceh Jaya, Aceh Tamiang, Aceh Tengah, Aceh Barat, Aceh Timur, Aceh Utara, Bener Meriah, Gayo Lues, Nagan Raya), Sumatra Utara (Kab. Langkat), Sumatra Barat (Kab. Solok Selatan, Kab. Pesisir Selatan, Kab. Kep. Mentawai), Jambi (Kab. Kerinci, Kota Sungai Penuh), Bengkulu (Kab. Bengkulu Utara, Bengkulu Selatan, Kaur, Seluma), Sumatra Selatan (Kab. Lahat), Kalimantan Barat (Kab. Kapuas Hulu), Sulawesi Barat (Kab. Mamasa), Papua Barat (Kab. Sorong, Teluk Bintuni, Teluk Wondama), Papua (Kab. Deiyai, Dogiyai, Paniai, Jayawijaya, Mamberamo Raya, Mimika, Nabire, Yalimo)

BMKG juga menganalisis curah hujan pada dasarian I September 2021 berada pada kriteria rendah hingga menengah (0 - 150 mm/dasarian).

Monitoring hari tanpa hujan berturut-turut (HTH) hingga pemutakhiran data 10 September 2021 menunjukkan HTH ekstrem panjang teramati terjadi di Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur dengan HTH terpanjang selama 159 hari terjadi di Oepoi, Nusa Tenggara Timur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hakim Baihaqi
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper