Bisnis.com, Karawang - Produksi Garam asal Kabupaten Karawang pada musim tanam 2021 anjlok hingga 50 persen dari kondisi biasanya yang mampu menghasilkan 60 ton Garam per hektare.
Ketua koperasi Garam Segara Jaya Kabupaten Karawang Aep Suhardi mengatakan musim kemarau tahun ini lebih pendek dari tahun sebelumnya. Hal itu, menyebabkan tanam garam menjadi tidak maksimal terutama saat musim panen raya.
"Kalau panasnya panjang, dalam satu hektare bisa menghasilkan 60 ton. Sekarang, yang paling bagus hanya 30 ton," ujarnya, kepada Bisnis.com, Selasa (26/10/2021).
Menurut Aep, luas lahan tambak garam di Kabupaten Karawang, sekitar 250 hektare. Adapun wilayah yang jadi sentra garam, di antaranya Cilamaya Kulon, Cilamaya Wetan dan Tempuran.
Para petambak garam, sudah berupaya untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas. Salah satunya, dengan memanfaatkan teknologi. Adapun teknologi yang digunakan para petambak yaitu, teknologi ulir filter (TUF) geomembran.
Saat ini, lanjutnya, harga garam stabil di Rp600 per kilogramnya. Harga tersebut, di tingkat petambak garam. Kalau sudah diecer lagi ke pedagang, maka harganya akan lebih mahal lagi.
"Untuk harga stabil, namun hasil produksi kami menurun. Jadi, tahun ini kami tidak menikmati hasil panen yang maksimal," jelasnya.
Adapun masa tanam sampai panen garam ini, biasanya berlangsung selama tiga bulan. Mulai tanam, yakni bulan Juli. Kemudian, panen raya sekitar September. Karena, curah hujan yang mulai tinggi, maka masa panen rayanya jadi lebih singkat. (K60)