Bisnis.com, KARAWANG - Sejumlah perusahaan jasa konstruksi di Kabupaten Karawang terdampak pandemi Covid-19. Para pemilik perusahaan, harus melakukan terobosan guna mengatasi kerugian akibat wabah mematikan ini.
Direktur PT Sarana Abadi Raya (SAR) Dhiraj Kelly Sawlani mengatakan, saat ini perusahaannya sangat terdampak. Kegiatan konstruksi baik yang didanai oleh APBN maupun APBD, terhenti. Hal itu, berdampak pada keberlangsungan perusahaan.
"Kami, harus memutar otak supaya perusahaan tidak bangkrut. Jika terlambat mengambil langkah, efeknya sangat berbahaya bagi keberlangsungan perusahaan," ujarnya, melalui rilis yang diterima Bisnis.com, Minggu (1/8/2021).
Menurut Dhiraj, roda perusahaannya yang fokus pada mengembangkan proyek konstruksi di Indonesia ini sangat terganggu akobat pandemi. Mengingat, dua tahun terakhir ini banyaknya anggaran konstruksi yang direfocusing ke anggaran penanganan Covid-19.
Sehingga, perusahaan swasta yang ingin melakukan ekspansi banyak yang menahan proyek konstruksinya sampai dengan pandemi berakhir. Mereka masih melakukan efisiensi untuk menjaga cash flow perusahaan di tengah pandemi ini.
Meski demikian, lanjutnya, masih ada secercah harapan bagi pengusaha jasa konstruksi. Mengingat, proyek strategis nasional dan proyek-proyek APBD saat ini masih berjalan sesuai dengan anggaran yang sudah ditentukan. Serta, tetap berjalan sesuai jadwal.
"Namun, anggaran proyek pemerintah yang masih sesuai dengan perencanaan mayoritas bersumber dari APBD. Dan anggaran proyek swasta yang masih sesuai dengan jadwal mayoritas berasal dari proyek strategis nasional," ujarnya.
Meski Covid-19 mengakibatkan sektor konstruksi menurun, Dhiraj meyakini kondisi ini akan berlalu. Karena itu, mereka tetap menggarap sejumlah proyek baik yang berasal dari pemerintah maupun swasta.
Pihaknya menuturkan, ada sejumlah langkah yang dilakukan perusahaan supaya tidak gulung tikar. Yaitu, dengan melakukan efisiensi tenaga kerja baik indirect labour maupun direct labour.
Untuk indirect labour, pihaknya menempatkan seorang project manager di beberapa proyek sekaligus. Demikian halnya surveyor, quantity survey, dan quality control.
Sedangkan, untuk direct labour diberikan insentif apabila dapat mengerjakan pekerjaan sesuai schedule tanpa harus menggunakan terlalu banyak tenaga kerja. Hal ini, menjadi memotivasi tenaga kerja untuk bekerja secara lebih optimal.
"Dengan demikian, proyek dapat diselesaikan tepat waktu, dengan kualitas yang baik, harga yang kompetitif tanpa melibatkan tenaga kerja yang terlalu berlebihan," jelasnya.
Sebagai pengusaha konstruksi, Dhiraj berharap kepada pemerintah agar anggaran terkait pembangunan dapat ditingkatkan kembali seperti sedia kala. Tujuannya, supaya pengusaha konstruksi dapat bertahan di masa pandemi dan pasca pandemi.
Saat ini, PT Sarana Abadi Raya masih ikut terlibat mengerjakan beberapa proyek lokal dan proyek strategis nasional di Indonesia. Khusus di Karawang, saat ini PT SAR sedang mengerjakan proyek strategis nasional PLTGU Jawa 1 Cilamaya dengan kapasitas 1.760 MW. (K60)