Bisnis.com, BANDUNG — Pengamat kebijakan publik Universitas Padjadjaran (Unpad) Yogi Suprayogi Sugandi menilai kebijakan pemberian obat dan suplemen gratis bagi pasien isoman yang dilakukan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sangat tepat.
Bahkan kebijakan ini dinilai inovatif karena kemudian diikuti oleh kebijakan yang sama oleh Pemerintah Pusat.
“Jadi kan ini inovasi kebijakan. Saya menyatakan bahwa ini sebuah inovasi dari pak Ridwan Kamil dan memang ditiru oleh pusat,” katanya pada media, Selasa (13/7/2021).
Menurutnya kebijakan ini langkah yang tepat ditengah tingginya kebutuhan warga akan obat dan vitamin, bahkan jika jauh-jauh hari dilakukan maka kebijakan ini bisa menjadi alat perlawanan pada harga obat-obatan yang mahal.
“Kebijakan gubernur sangat tepat sekali, cuma memang waktunya saja saat PPKM ini,” katanya.
Namun Yogi juga mengingatkan kebijakan yang baik ini harus disertai prinsip kehati-hatian, terutama mencegah adanya monopoli jenis dan merek obat dari perusahaan tertentu dalam program ini.
Menurutnya kebijakan yang bersifat kebencanaan ini tetap harus mengetengahkan ketelitian dari pihak Dinas Kesehatan juga pengawasan dari aparat hukum agar jangan sampai terjebak pada permainan spekulan obat.
“Dalam artian jangan sampai niatan yang baik tapi pelaksanaannya jadi buruk. Saya yakin Pak Gubernur tidak ada niatan jelek dengan kebijakan itu, malahan bagus,” ujarnya.
Pihaknya juga menyarankan agar program ini berlangsung lancar, maka Pemprov Jabar perlu menerjunkan aparat pengawas internal pemerintah yang terdiri dari berbagai unsur penegak hukum dan pengawasan.
Namun keterlibatan mereka jangan sampai malah menghalangi laju inovasi kebijakan ini. “Jadi tetap diawasi tapi jangan sampai menghalangi juga inovasi kebijakan ini. Karena menurut saya sudah cukup baik kebijakan gubernur malah ditiru oleh pusat dan daerah lain meniru,” kata Yogi.